Jumat, 06 Desember 2019

What Should I Do?

You can say sweet words and dump me at the same time. So, tell me how should I trust you?

You promise me a beautiful life while all you show to me is disaster. So, tell me how should I trust you?

You told me that you fall in love with me while all you do is lying behind my back. So tell me how should I trust you?

Tell me, what should I do?


Senin, 02 Desember 2019

Hi, December!

Setahun yang lalu saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi di tahun 2019 dan saat ini saya sudah berada di penghujung tahun yang tiga puluh hari lagi akan menjadi tahun 2020.

Ah, waktu. Seringkali cepat berlalu.

Tahun ini, apa yang tidak pernah saya bayangkan akan terjadi dalam hidup saya, terjadi. Kalau boleh saya ungkapkan, tahun ini penuh dengan kejutan yang seringkali bikin saya merenung, meski bahagia juga seringkali berkunjung.

Walau tak jarang, diri sendiri juga yang mengizinkan kejutan-kejutan itu berkunjung.

Tahun ini saya patah hati berat. Berat sekali. Hingga tangis pun tak lagi sungkan untuk unjuk diri. Saya pikir, dengan melakukan yang terbaik untuk seseorang, maka orang itu akan melakukan hal yang sama. Ternyata tidak. Terkadang saya berpikir apakah ini sebuah jawaban dari Tuhan atas tiap-tiap pertanyaan yang pernah saya ajukan?

Kecewa masih melekat di hati, yang entah kapan ia akan pergi. Semoga segera pulih.

Janji saya dengan diri sendiri pun banyak saya ingkari. Lulus tepat waktu salah satunya. Menambah satu semester untuk hidup merantau demi gelar di belakang nama. Tapi tak apa, sayang. Terima kasih telah berjuang dan menyelesaikannya.

Begitu juga sebuah keputusan yang besar yang saya ambil. Dengan segala ragu dan kekuatan dalam diri, akhirnya saya memutuskan untuk jujur kepada diri sendiri. Mengizinkan diri saya melakukan hal yang saya inginkan. Meski saya tahu, mulut-mulut manusia di belakang.

Tahun ini saya banyak menghabiskan waktu lagi dengan kawan lama, yang dulu baru akan berkumpul jika ada agenda. Ah senangnya. Menghibur hati di keseharian ketika kesepian mulai melanda.

Tepat setahun pula saya mendapat telfon bahwa nenek saya telah pergi. Masih terasa pahitnya.

Kalau beberapa tahun lalu mungkin harapan saya untuk tahun selanjutnya, ya, harus lebih baik. Ya, siapa yang tidak ingin hal yang lebih baik?

Semesta seringkali mengejutkan hati manusia yang belum siap. Membuat manusia terjaga saat tubuh dan pikiran ingin terlelap. Menggelitik hidup setiap insan dengan acap.

Kali ini doa saya adalah saya lebih kuat dan siap menghadapi lelucon-lelucon hidup selanjutnya. Begitu pun kamu. Ada aamiin di sini?

Don't forget that you are worthy. Semoga cinta hadir di setiap hari. Hati yang patah segera pulih. Kecewa segera pergi. Semesta selalu menyertai.

Selamat pagi.