Tampilkan postingan dengan label Beauty & Lifestyle. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Beauty & Lifestyle. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 Juni 2024

Proses dan Biaya Pasang Behel di Dokter Gigi

Pakia behel selama 8 tahun, bagaimana proses dan berapa biaya pasang behel di dokter gigi? Aku mau berbagi pengalaman memakai behel atau kawat gigi beberapa tahun lalu. Tenang! Infonya bakal yang terbaru karena beberapa waktu lalu aku ke dokter gigi untuk scaling dan tanya-tanya soal pemasangan kawat gigi.

Aku pernah pakai behel di 2012 pada bagian atas dan bawah gigi. Kemudian, pada 2015 aku sudah bisa melepas bagian bawah dan pada 2022 akhirnya aku melepaskan bagian atas. Kalau dihitung secara keseluruhan, aku pakai behel sekitar 8 tahun lamanya. Fyi, aku pakai selama itu karena kuliah di luar kota dan tidak ingin ganti dokter. Jadi, aku kontrol behel setiap 3-6 bulan sekali, sehingga progresnya lambat.

Apa, sih, yang harus dilakukan sebelum pasang behel atau kawat gigi? Waktu itu, aku melakukan research dan menemukan bahwa pemasangan behel harus dilakukan oleh dokter gigi spesialis ortodonti. Setelah itu, ada beberapa proses yang harus dilakukan mulai dari rontgen, scaling, hingga pencabutan gigi. Dokter akan menjelaskan semua prosesnya secara detail. Berapa biaya pasang behel di dokter gigi? Aku membayar Rp5.000.000 untuk pemasangan atas bawah pada 2012. Aku pakai behel jenis metal. Di dokter yang berbeda, aku bertanya soal pasang behel metal dan harganya Rp6.000.000 untuk atas bawah. Tidak begitu jauh harganya, mengingat aku pasang 10 tahun lalu. Mungkin harga pasang behel turun dan setiap dokter punya tarif yang berbeda.

Back to the topic, gigiku itu besar, tetapi rahangnya sempit. Oleh karena itu, aku harus mencabut empat gigi agar ada ruangan untuk gigiku yang lain. Long story short, gigiku dipasangi bracket dengan karet warna-warni. Aku harus menunggu sekitar 1 jam sebelum makan apapun. Penderitaanku pun dimulai. Gigiku mulai terasa ngilu karena mulai beradaptasi dengan behel yang dipasang. Selama 2 minggu, aku hanya makan bubur saja karena gigiku tidak sanggup mengigit apapun. Selama pakai behel, aku menghindari makanan yang keras karena bisa membuat bracket lepas. Aku harus memotong makananku jadi lebih kecil. 

Di sisi lain, ada satu hal yang juga wajib dilakukan selama pakai behel, yaitu kontrol gigi setiap bulan. Dokter akan mengganti karet dan kawat sesuai dengan kebutuhan. Kadang aku pakai karet yang satuan (O-rings), kadang aku juga pakai karet yang sambung (Power chain). Selama pakai behel, aku bayar kontrol gigi dari Rp150.000 hingga Rp300.000 per bulannya. Aku bertanya pada teman-temanku yang pasang behel, untuk kontrol gigi sekarang harganya di kisaran Rp350.000 per kontrol. Namun, perlu kalian ketahui kalau setiap dokter gigi punya aturannya masing-masing. Ada yang harus bayar pemasangan bracket jika copot dan ada yang tidak. Selain itu, selama aku pakai behel, aku menggunakan sikat gigi khusus. Namun, karena harganya cukup mahal, aku memutuskan pakai sikat gigi anak-anak saja. 

Berdasarkan pengalamanku dan survey kecil-kecilan, rata-rata biaya pasang behel di dokter gigi sekarang sekitar Rp6.000.000 dengan biaya kontrol Rp350.000 per datang. Durasi pemakaian pun tergantung kerumitan dan frekuensi kontrol. Sekarang banyak banget klinik yang memberikan promo. Kalian bisa tanya-tanya langsung, ya!

Sabtu, 07 Januari 2023

The Rose - Heal Together World Tour

The Rose Heal Together World Tour

Mau mendengar pengakuanku, tidak? Aku bukan Black Rose, tetapi sudah mengetahui The Rose sejak aku suka KPop di pertengahan 2018. Aku pun hanya mengenal Woosung sebagai vokalisnya tanpa mengenali tiga member The Rose lainnya. Kalau kucoba ingat, mungkin aku benar-benar mendengarkan The Rose di awal 2020 hingga sekarang.

Berarti, sekitar tiga tahun penuh aku mendengarkan album Void, EP Dawn, dan berbagai single lainnya hanya dengan mengenali Woosung. Ya, mungkin karena dia vokalis utama dan suaranya pun khas, sehingga lebih mudah kuingat. Namun, aku memang seringkali begini. Tahu banyak lagu dari sebuah band tanpa tahu siapa saja member-nya.

Setelah sekian lama, akhirnya muncul album Heal dengan wacana Heal Together World Tour. Fun fact, aku itu hanya pendengar aktif di platform musik tanpa mengulik The Rose lebih dalam. Malah, temanku yang baru mendengarkan The Rose yang mengulik dan bercerita bahwa setiap lagu di album Heal itu memiliki kisahnya masing-masing.

Aku memang ingin menonton The Rose, tetapi banyaknya konser yang kutonton membuatku mengurungkan niat. Namun, temanku yang baru suka The Rose itu menggebu-gebu dan mengusahakan berbagai macam cara agar kami menonton The Rose di Jakarta. Terpantau, Jumat, 6 Januari 2023 kami sedang mengantre tukar tiket di Balai Sarbini.

Sebenarnya, aku menonton The Rose berempat dan memilih section Gold. Jarakku ke panggung tidak begitu jauh dan aku bisa melihat penampilan mereka dengan jelas. Selain lagu di album Heal, banyak lagu di album dan EP lama yang dibawakan. Overall, aku suka penampilan mereka karena sangat energik dan membuat suasana semakin hidup.

Semua lagu dibawakan The Rose dengan baik dan Black Rose pun bernyanyi dengan aktif. Salah satu momen mengesankan ketika lagu Modern Life milik Woosung dibawakan. Black Rose dengan lantang berteriak 'So fuck this modern life!'. Lagu lainnya yang sangat mengesankan untukku adalah See-Saw, Time, Childhood, She's in The Rain, dan California.

Saat jeda, Woosung dan Dojoon itu yang paling aktif dan banyak berinteraksi dengan Black Rose. Di sisi lain, aku baru tahu kalau semua member The Rose itu bisa bernyanyi dengan baik seperti main vocalistI was really impressed when Hajoon and Jaehyeong sang because during the concert it was Woosung and Dojoon who were singing all the time.

Aku termasuk orang yang suka konser di tempat yang tidak begitu besar, sehingga konser The Rose ini bakal jadi salah satu konser terbaik dalam hidupku. Apalagi ditambah dengan Goodbye Session yang membuatku melihat para member dengan jarak yang dekat. Aku pun dibuat terpana oleh Hajoon dan Jaehyeong. They're cute and handsome at the same time!

Sayangnya, Black Rose tidak boleh merekam acara Goodbye Session tersebut. Padahal love sign yang kuberikan dibalas oleh Woosung. Lucunya, Dojoon malah aktif merekam saat Goodbye Session. Lalu, Hajoon dan Jaehyeong memberikan senyuman dan tatapan yang intens untuk Black Rose. It was one of the best things that happened in my life.

The Rose bilang bahwa mereka akan kembali lagi ke Indonesia tahun depan. Mereka berharap bisa bertemu dengan Black Rose di tempat yang lebih besar. Aku pun berharap demikian. So, I have other reasons to hold on a little longer, to be healthier, and to be richer. With this, I'm officially Black Rose and hopefully someday I can meet The Rose again.

Minggu, 02 Oktober 2022

Seventeen Be The Sun Concert in Jakarta Day 2


Sebentar. Aku mengambil nafas terlebih dahalu sebelum bercerita panjang lebar tentang perjalananku bertemu dengan Seventeen di Jakarta. Minggu, 25 September 2022 itu salah satu hari terbaik sepanjang 2022 yang rasanya terlalu campur aduk. Soalnya, aku banyak menuruni dan menanjak jalanan ekstrim yang rasanya bikin aku pengin terjun bebas saja.

Kemarin aku nonton bareng tiga teman SMA, yaitu Cici, Bunda, dan Sifa. Sejak muncul poster bahwa Seventeen akan konser di Jakarta, aku dan Sifa berencana nonton karena kita berdua adalah Carat (Cici dan Bunda masih ditahap suka). Pokoknya aku berjanji pada diri sendiri bahwa aku akan nonton yang paling mahal alias paling depan karena mau lihat pori-pori Mingyu! #SebuahMotivasi

Menguji Keberuntungan War Tiket Konser

Dibawa Mecima, ternyata pembelian tiketnya dibagi ke beberapa kategori, yaitu Weverse Member, Mecima Member, dan General Sale di Tiket.com. Sepertinya aku terasuki 'Impatient Ghost', sehingga langsung bikin membership Weverse. Oh, inikah yang disebut things we do for love? Pokoknya aku pengin beli tiket Seventeen Be The Sun Concert secepat mungkin.

Akhirnya, tiba juga waktu kritis alias harus war bersama Carat yang ada di Indonesia. Awalnya Sifa mau beli kategori Pink dengan soundcheck, tetapi berhubung aku enggak mau repot-repot standby dari pagi, aku pilih tiket kategori Pink yang biasa. Man Purposes, God Disposes, aku dapat dua tiket Blue dan Sifa enggak dapat tiket untuk Day 1.

Oh, memang kelakuan kita masuk kategori things we do for love, next day kita war lagi untuk mendapatkan kategori Pink atau apa saja yang penting kita nonton konser Seventeen. Dengan kekuatan jari Bunda, akhirnya kita dapat dua tiket Pink yang biasa untuk Day 2. Ketika General Sale, akhirnya aku berhasil war dua tiket Pink yang biasa untuk Day 2. #BernafasLega

Drama Kehidupan Sebelum Konser

Day goes by yang tentunya tidak semulus wajah ganteng Kim Mingyu, aku termasuk ke dalam kategori orang-orang yang kena PHK di kantor. Informasi ini datang H-3 konser. Berpegang pada 'Beberapa hal itu di luar kendali kita.', aku hanya fokus menyiapkan energi positif untuk bertemu Seventeen nanti. Kadang hidup memang sebercanda itu.

Atasanku sampai bingung kenapa aku enggak terlihat sedih. How could I... maksudku, aku sudah menerimanya. Soalnya, aku menangis seharian pun enggak akan mengubah keadaan, kan? Baju, aksesoris, dan tiket sudah di tangan. How can I ignore this blessing just because of something I can't handle? Sometimes we just have to accept it and move on, right?

Seventeen Be The Sun Concert in Jakarta Day 2

Sebetulnya, aku sudah bolak-balik dari Cengkareng ke BSD untuk menukarkan tiket karena tiba-tiba aku jadi 'Mbak Jastip'. Dua tiket Blue untuk Day 1 aku jual ke orang lain karena enggak aku pakai. Oh, memilih Seventeen adalah salah satu keputusan terbaik dalam hidup. Aku banyak kenal teman Carat dan kita sempat bertemu di hari pertama konser.

Lagi-lagi, things we do for love, aku lihat banyak orang menyiapkan yang terbaik untuk bertemu Seventeen. Caratbong yang didekorasi, makeup yang unik, baju sesuai dresscode atau warna resmi Seventeen, dan masih banyak lainnya. Their eyes spark love and joy. Rasanya setiap senyuman itu bilang 'Akhirnya! Sebentar lagi kita seruangan'. The wait comes to an end.

Oh, ada banyak orang yang kasih freebies! Ada yang kasih photocard, berbagai macam snack untuk nunggu antrean, koyo untuk pegal-pegal setelah konser, dan masih banyak lainnya. Sumpah! Aku happy banget dikasih freebies yang isinya snack dan koyo. Ini apa namanya kalau bukan cinta dan kasih dalam fangirling?

Btw, aku ketemu Eryl dan Kak Diza, orang-orang yang menemani aku saat nonton konser GOT7 di 2018. Dulu aku belum suka KPop dan mereka  membantu aku menghafal member GOT7, lagu apa saja yang dibawakan, dan menemani aku di holding hall. Jadi apa aku tanpa mereka? Bisa-bisa liputan waktu itu enggak bagus hasilnya.

Long story short, sekitar jam 5 sore aku, Sifa, Cici, dan Bunda masuk ke main hall. Aku sempat panik ketika konser mau mulai. Rasanya masih enggak percaya kalau aku bakal melihat mereka secara langsung untuk pertama kalinya. Aku berada di ruangan yang sama dengan jarak yang enggak begitu jauh. Aku dan Bunda pilih tempat agak belakang biar lebih jelas.

Oh, God... Joshua jadi member yang pertama kali maju ke stage paling depan. Aku speechless. Aku rasa, Carat yang baru pertama kali ke konser Seventeen juga speechless. Aku enggak mau komentar apa-apa soal penampilan Seventeen karena mereka itu terkenal sebagai 'Kings of Synchronization'. Aku cuma bisa merekam di kepala, handphone, dan bengong setelahnya.

Apalagi saat Aju Nice dan Snapshoot yang suasanya itu meriah banget! Kalau enggak lihat member joget, ya, melihat Carat yang loncat-loncatan. Jujur, lelah sekaligus happy banget joget the never ending Aju Nice. Rasanya konser selama 3,5 jam itu kurang lama. Next time boleh konser seharian, enggak? #TidakBersyukur

Pasti kalian juga sudah lihat di media sosial soal penampilan mereka, siapa yang paling tampan kalau dilihat secara langsung, siapa yang paling aktif, siapa yang paling manis senyumnya, dan lain-lain. Kalau versiku, sungguh Jeonghan setampan itu. Selama ini aku bilang kalau dia lebih ke arah cantik. Pas aku lihat aslinya... speechless.

Kalau Dino itu... how to put it into words, senyumnya manis banget. Vernon memang enggak banyak omong, tetapi kalau lagi tampil, energi dan daya pikatnya itu kuat banget. Kalau Wonwoo, dia banyak keliling tanpa banyak bicara, Mingyu sungguh enggak bisa diam, dan Scoups yang di hari kedua terlihat kelelahan saat Aju Nice. #UmurTidakBohong

Jeonghan dan The8 juga banyak keliling tanpa banyak bicara, Hoshi dan Seungkwan banyak bicara dan interaksi dengan Carat, Woozi seputih itu, Joshua banyak kasih senyum ke Carat, suaranya DK sebagus itu, dan Jun yang juga setampan itu. Sungguh, aku bingung mau fokus ke siapa karena member-nya banyak dan hampir semuanya aktif. #RekamKananKiri

Btw, ada hal kecil yang warms my heart and realizes how good Wonwoo is. Entah maksud sebenarnya apa (karena hanya dia yang tahu), tetapi aku menangkapnya sebagai kasih sayang Wonwoo ke Carat. Ada waktu saat hampir semua member ke kiri, Wonwoo ke kanan. Saat member ke kanan, Wonwoo ke kiri. Rasanya dia mau kasih tahu kalau dari sisi mana pun, Carat bisa lihat Seventeen.

See You Next Time, Seventeen!

Aku senang banget karena akhirnya bisa bertemu Seventeen dan melihat penampilan mereka secara langsung. I can't wait for the next time, for the next concert, and for the next meeting with them. Semoga kita bisa bertemu lagi di tempat yang lebih besar, di ambience yang lebih meriah, di layout panggung yang lebih keren, di seat plan yang lebih baik, dan lainnya.

Semoga di lain waktu Seventeen bekerja sama dengan promotor konser yang lebih baik, yang lebih bertanggung jawab, yang adil dalam penjualan tiket, yang informasinya jelas, yang keamanannya maksimal, yang enggak banyak drama, yang enggak menyusahkan, dan yang enggak nimbun banyak tiket. #TetapTersenyum

Apalagi, ya? Kayaknya masih banyak Carat yang terjebak di Post Concert Syndrom. Masih bingung karena 24-25 September 2022 bertemu Seventeen, tetapi Senin sudah harus bekerja lagi. Padahal Seventeen juga sudah menggelar konser di negara lain. Semoga PCS ini segera mereda dan kita bisa fokus dengan kehidupan nyata, ya!

Sembari mengumpulkan uang dan menjalani kehidupan yang penuh kejutan ini, semoga kita sehat terus, rezekinya lancar, dan tetap waras. Semoga kita bisa bertemu Seventeen lagi konser selanjutnya. Entah di Jakarta, Singapur, Bangkok, atau Seoul. Stay healthy and sane, Carat! I believe Seventeen wants to meet us in the best condition as we always pray for them!

Rabu, 03 Februari 2021

Mengenal Kata Cukup dengan Gaya Hidup Minimalis


Belajar hidup miminalis

Belakangan ini gue lagi tertarik dengan gaya hidup minimalis. Entah kenapa, gaya hidup ini (sebagian besar) cocok dan masuk akal untuk gue. Salah satu poin dari gaya hidup minimalis yang gue pahami adalah merasa cukup atas sesuatu yang telah dimiliki.

Gue membaca buku Goodbye, Thing: Hidup Minimalis ala Orang Jepang karya Fumio Sasaki dan menonton film dokumenter Minimalism: A Documenter About the Important Things di Netflix. Sederhananya, dua hal ini memberikan gambaran tentang hidup dengan sedikit barang.

Dari buku yang gue baca, gue mendapatkan pencerahan bagaimana barang dan ruang yang kita punya itu dapat memberi sumbangan stres dan kebahagiaan yang cukup signifikan.

Fumio menjabarkan bagimana dahulu saat dirinya mengoleksi banyak barang yang pada akhirnya hanya menumpuk tanpa arti. Dirinya pun sudah terlalu lelah untuk sekedar merapikannya. Fumio juga memberi contoh bagaimana semakin sedikit barang bisa membuat perasaan menjadi lebih senang.

Ya, seperti hendak berpergian lalu tiba di hotel. Kamar hotel adalah salah satu contoh keadaan kamar yang terisi dengan barang secukupnya. Paham, kan, rasa lega melihat tempat dengan sedikit barang seperti kamar hotel? Lalu, perasaan stres dengan banyak barang ia umpakan saat pulang dari berpergian. 

Bagaimana kita harus menyusun barang ke dalam koper yang ditambah dengan barang-barang yang baru saja dibeli saat liburan. Bagaimana kita harus putar otak untuk membuat barang-barang tersebut masuk ke dalam koper.

Gue pun setuju dengan contoh yang Fumio berikan. Terkadang gue juga merasa gerah dengan barang-barang di kamar dan rumah gue yang berantakan. Apalagi kalau barang tersebut sudah lama tidak digunakan. Namun, atas nama takut nanti diperlukan, disimpanlah barang itu.

Lanjut ke film dokumenter, ada dua pemeran di sana, Joshua dan Ryan. Mereka sudah berteman sejak kecil dan banyak kejadian yang akhirnya membuat mereka memutuskan untuk hidup minimalis dan membangun web theminimalists.com untuk menceritakan perjalanan mereka.

Sejujurnya gue banyak menerima insights dari sisi Joshua. Bagaimana ia menceritakan perjalanan karier, rumah tangga, hingga ibunya yang jatuh sakit. Singkatnya, pada satu titik terendah dalam hidupnya, Joshua mencari arti dari semua barang-barang yang telah ia miliki. Rupanya nihil. Perasaannya hampa.

Mulai dari sana Joshua belajar untuk memilah dan menyortir barang yang dimilikinya. Di suatu waktu, Ryan menyadari perubahan yang terjadi pada hidup sahabatnya. Akhirnya Ryan pun memutuskan untuk ikut mencoba gaya hidup minimalis dan mulai menyortir barang-barangnya.

Long story short, ketika ibunya Joshua meninggal, ia datang ke rumah ibunya dan menemukan banyak barang. Ada sebuah kotak yang ternyata isinya foto-foto Joshua saat masih kecil.

Ada keterkaitan poin ini dengan buku Fumio. Poinnya adalah seringkali kita memberikan nilai sentimentil terhadap benda. Jadi, barang-barang banyak menumpuk atas nama kenangan. Padahal, kenangan itu adanya di pikiran kita.

Gue tidak sepenuhnya setuju karena terkadang dengan melihat album lama itulah kenangan lama muncul dengan jelas di kepala. Lalu, Fumio memberikan jalan alternatif untuk foto-foto yang sudah dicetak; di-scan dan simpan di file komputer dan semacamnya. Yes, it makes sense to me.

Dari film dan buku ini juga memberikan pencerahan tentang keberadaan benda dalam hidup. Apakah kita benar membutuhkan barang-barang tersebut atau sekadar bentuk nilai atas diri kita? Maksudnya begini, rak yang dipenuhi buku, meja rias yang dipenuhi dengan make-up, lemari dengan berbagai model pakaian, dan koleksi lainnya, apakah benar kita membutuhkannya?

Apa buku di rak sudah dibaca semua? Apakah paham dengan semua isi buku yang dibeli? Atau jangan-jangan, kita hanya ingin terlihat cerdas karena mengoleksi banyak buku? Begitu pula dengan koleksi barang lainnya.

Kalau menurut gue, tidak ada yang benar atau salah untuk gaya hidup yang orang pilih. Hanya saja, ya, gaya hidup minimalis ini bisa menjadi pengingat untuk tidak bertindak impulsive terutama saat berbelanja.

Oh, iya. Gaya hidup minimalis ini bukan juga soal pilihan warna barang yang harus netral. Bukan juga harus membeli barang yang murah dan tidak boleh beli barang yang mahal. Bukan. Selain itu, seseorang yang tidak memiliki televisi belum tentu menerapkan gaya hidup minimalis dan seseorang yang memiliki televisi bisa saja menerapkan gaya hidup minimalis.

Gaya hidup minimalis ini mengajarkan gue untuk tahu apa saja barang yang sebenarnya dibutuhkan, untuk tahu apa saja barang yang dimiliki, dan untuk tahu apa saja barang yang sering dan tidak digunakan.

Gue memahami gaya hidup ini sebagai pengingat untuk merasa cukup. Mengenali dengan baik apa itu kebutuhan dan keinginan. Bagaimana gue harus menggunakan dan memanfaatkan barang sebijaksana mungkin agar tidak menjadi tumpukan barang yang tidak berguna di rumah.

Bagaimana cara memulai hidup minimalis? Berani membuang barang itu salah satu jawabannya. Banyak orang yang terjebak dengan kalimat yang gue sebutkan di atas; takut nanti dibutuhkan. Padahal tahu kalau barang itu tidak akan tersentuh dalam satu tahun ke depan.

Ya, memang harus pelan-pelan. Bisa dilihat dari barang-barang terdekat, mungkin. Make-up misalnya? Coba diingat-ingat, lipstick apa yang sudah lama tidak digunakan? Segera buang ke tempat sampah. Selamat mencoba! 

p.s
I know I will never fully adopt this lifestyle even though I-can-decluttering-my-clothes-and-make-up because I still collect albums from my beloved boy bands GOT7 and Seventeen. *clown*

Selasa, 05 Januari 2021

Skincare Routine: Review Rangkaian Skincare Whitelab

Sumber: Whitelab

Woah, it's been a long time aku enggak bahas soal skincare, ya? Ya, dengan adanya tulisan ini, aku mau me-review skincare yang akhir-akhir ini aku gunakan. Setelah meyakinkan diri untuk mencoba skincare baru, akhirnya aku jatuh hati dengan skincare lokal, yaitu Whitelab.

Whitelab ini skincare lokal yang memproduksi produk untuk seluruh tubuh. Mulai dari wajah, underarms, dark spot, dan bagian tubuh lainnya tersedia di Whitelab.

Kali ini aku mau bahas yang aku pakai saja, yaitu toner, facial wash, serum, dan night cream. Sebelumnya aku cuma pakai toner saja sejak 6 bulan lalu, tetapi akhirnya tergiur juga untuk membeli produk lainnya.

Well, let's see the result, shall we?

    Review Skincare Whitelab

    • Kandungan Skincare Whitelab

    Sejauh pengetahuanku, Whitelab ini menekankan kandungan Niacinamide & Collagen. Secara umum, niacinamide dan kolagen ini berfungsi untuk melembabkan, mencerahkan, mencegah jerawat, kerutan, dan garis halus di wajah. Jadi, klaim dari Whitelab ini skin brightener, dark spot solution, dan blemish/dull skin treatment

    • Facial Wash Whitelab

    Sumber: Whitelab

    Kandungan: Sodium Laureth Sulfate, Potassium Hydroxide, Stearic Acid, Cocamide DEA, Propylene Glycol, Glycol Distearisis, Disodium Cococyl Glutamate, Sodium Chlorite, Parfum, Cocamidopropyl Betaine, Dmdm Hydantoin, Licorice Glycyrrhiza Glabra Extract, Niacinamide, Allantoin, Collagen, Polyquaternium 7, Tetrasodium EDTA.
    Harga: Rp34.000

    Seperti pada umumnya, facial wash ini didesain dengan tutup flip berukuran 100 ml. Kalau boleh jujur, aku langsung suka dengan facial wash ini. Tekstur seperti gel, tetapi sedikit creamy. Definisi kulit terasa lembut itu aku rasakan dengan setelah menggunakan facial wash ini.

    Hal yang cukup mengesankan adalah facial wash ini bikin kulit terasa bersih tanpa meninggalkan kesan licin atau kering. Paham, kan, maksudnya? This product is great!

    • Toner Whitelab

    Sumber: Whitelab

    Kandungan: Aqua, Ethyl Alcohol, Propylene Glycol, Glycerin, Licorice Glycyrrhiza Glabra Extract, Niacinamide, PEG-7 Glyceryl Cocoate, Glycolic Acid, PEG-40 Hydrogenated Castor Oil, Allantoin, Collagen, Parfum, Tetrasodium EDTA, Phenoxyethanol.

    Harga: Rp42.000

    Pertama kali lihat botol toner ini aku teringat skincare dari The Ordinary. Mungkin karena warnanya mostly itu putih. Botol toner ini dari plastik dengan ukuran 100 ml. Tetap kokoh dan friendly untuk dibawa ke manapun.

    Toner Whitelab ini bisa diaplikasikan menggunakan kapas ke wajah yang sudah dibersihkan. Nah, kalau aku kurang suka pakai toner dengan kapas. Setelah pakai micellar water dan facial wash, aku tuang toner ke telapak tangan dan tepuk-tepuk ke wajah.

    Toner ini langsung menyerap dengan baik ke kulit. Jadi, bisa langsung pakai produk lainnya. Sebelum pakai rangkaian ini, aku pernah pakai toner-nya saja. I do really love the result. Satu hal yang aku notice, wajahku lebih bersih dan glowing.

    • Serum Whitelab

    Sumber: Whitelab

    Kandungan: Aqua, Niacinamide, Propylene Glycol, Glycerin, Phenoxyethanol, Acrylates Steareth 20 Methacrylate Copolymer, PEG-7 Glyceryl Cocoate, Triethanolamine, Sodium Hyaluronate, Licorice Glycyrrhiza Glabra Extract, PEG-40 Hydrogenated Castor Oil, Allantoin, Collagen, Tetrasodium EDTA, Parfum.

    Harga: Rp75.000

    Untuk packaging serum, botolnya terbuat dari kaca dengan isi 20 ml. Ada pipet untuk mengambil produknya. Ukurannya cukup mungil dan produknya terisi penuh.

    Tekstur serum ini tidak terlalu kental, tetapi juga tidak terlalu cair. Buatku, porsinya pas. Soalnya aku pernah punya serum yang lebih lengket dari Whitelab ini.

    Serum ini juga mudah di-blend dan meresap ke kulit dengan baik. Tidak meninggalkan kesan lengket di wajah. Biasanya aku pakai serum ini langsng diteteskan ke wajah (pipetnya jangan terkena kulit, ya!) atau aku teteskan ke ujung jari terlebih dahulu. Lalu, usap perlahan ke seluruh wajah dan leher.

    • Night Cream Whitelab

    Sumber: Whitelab

    Kandungan: Aqua, Glycerin, Butylene Glycol, Isohexadecane, Cetyl Alcohol, Niacinamide, Tranexamic Acid, Licorice, Glycyrrhiza Glabra, Dimethicone, Glyceryl Stearate, Stearic Acid, Polyacrylamid, Carbomer, Sodium Hyaluronate, C13-14 Isoparaffin, C9-11 pareth-6, Titanium Dioxide, PEG-100 Stearate, Parfum, Triethanolamine, Collagen, Allantoin, Tetrasodium EDTA.

    Harga: Rp64.000

    Untuk packaging, jar night cream ini cantik dan juga terbuat dari kaca. Lalu, ada tutup pembatas lagi sebelum ke penutup utama. Sayangnya, menurutku isi dan jar Whitelab ini tidak sebanding karena jar cukup besar dengan isi hanya 20 gr.

    Tekstur night cream ini tidak terlalu rich, jadi mudah untuk di-blend dan cepat meresap ke kulit. Aku suka night cream Whitelab ini karena tidak membuat wajah berminyak setelah diaplikasikan. Bangun tidur pun wajah bebas kilap, tetapi tetap lembab.

    • Conclusion

    Overall, aku cocok sama skincare ini karena dia tidak menimbulkan jerawat. Yes, kulitku responnya sangat cepat dengan skincare apapun. Kalau tidak cocok pasti langsung muncul jerawat. Menurutku semua varian yang aku punya ini wanginya sama. I don't know the name of the smell but it's really nice! Kalau bisa aku ibaratkan itu seperti agar-agar. Manis dan segar.

    Aku suka sama rangkaian skincare dari Whitelab ini. Hasilnya terlihat, meskipun prosesnya tidak terlalu cepat. Aku pun setuju kalau produk ini mencerahkan kulit, karena dark spot dan bekas jerawat di wajahku memudar.

    Di sisi lain, my skin is healthier dan glowing. Minyak di wajah juga lebih terkontrol. Kalau kata temanku, wajahku juga lebih bersih. Wah, senangnya. Salah satu tanda skincare bekerja dengan baik itu orang lain bisa melihat perubahannya.

    Apa yang aku tidak suka? Paling umur si skincare ini. Setelah dibuka, skincare dari Whitelab ini hanya bertahan enam bulan. Jadi, ya, harus dipakai rutin dengan baik kalau tidak mau terbuang sia-sia. Untuk harga dengan hasil yang signifikan ini, menurutku masih terjangkau karena banyak skincare lokal yang harganya di atas Whitelab.

    I think I will purchase these products again. So, yeah, that's all!

    Sabtu, 12 September 2020

    Review: Snail Truecica Miracle Repair Serum by Some By Mi

    Snail Truecia Miracle Repair Serum by Some By MI

    Kali ini aku ingin bercerita soal serum yang belakangan ini sedang aku pakai. Aku sudah pakai serum dari Some By Mi ini sekitar 2 minggu.

    Apa aja, sih, yang aku rasakan setelah pakai serum ini secara rutin?

    Pertama, aku mau membahas soal kondisi kulitku. Kulitku itu berminyak, pori-pori sedikit besar, ada bekas jerawat, dan warna kulit yang tidak merata terutama bagian dahi.

    Serum Snail Truecica ini berukuran 50 ml dengan kemasan berwarna merah yang simple dan praktis. Serum ini mengandung 890.000 ppm Black Snail Truecica Complek yang berkhasiat untuk melembabkan dan membantu menghaluskan tekstur kulit.

    Sebelum melihat hasilnya, tentu aku ingin tahu terlebih dahulu apakah aku cocok dengan produk ini. Caraku adalah dengan hanya menggunakan serum ini setelah mencuci wajah saat malam hari.

    Kulitku itu cepat bereaksi terhadap suatu produk. Voilà ! Ternyata enggak timbul jerawat di kulit wajahku.

    Setelah membersihkan wajah dengan micellar water & facial wash, aku aplikasikan Snail Truecica. Aku hanya pakai 1 pump untuk seluruh wajah.

    Kesan pertama yang aku rasakan saat pakai serum ini adalah wanginya seperti obat herbal, teksturnya cair namun sedikit lengket, dan cepat meresap di kulit. Hal pertama yang sangat terasa di pagi hari setelah pakai Snail Truecica adalah tidak ada minyak berlebih. I'm surprised! Iya, saat itu aku pakai serum ini tanpa tambahan produk lain.

    Setelah 2 minggu lebih pakai Snail Truecica, selain minyak yang sangat terkontrol, terasa kalau warna kulit merata dan tentu bekas jerawat memudar. Wajah jauh lebih halus. Namun, untuk pori-pori tidak ada perubahan yang signifikan.

    For your information, adik aku juga pakai serum ini. Kondisi kulit dia adalah berminyak dan bruntusan. Menurutnya, wajah dia jadi tidak terlalu berminyak dan beruntusannya berkurang.

    Kesimpulan dari pemakaian rutin selama hampir dua minggu buatku dan adikku adalah Snail Truecica sangat membantu mengontrol minyak di wajah, meratakan warna kulit, dan mengurangi beruntusan.

    Kalau ditanya apa kurangnya dari produk ini? Jujur, harganya cukup mahal karena di atas Rp300.000 (Official store Some By Me Indonesia di Shopee). Tetapi banyak juga yang jual di bawah harga itu. Belanja itu emang harus pintar-pintar mencari online shop yang murah dan terpercaya, ya!

    Itu dia review Snail Truecica Miracle Repair Serum by Some By Mi dari aku. Secara keseluruhan, aku suka sama produk ini!

    Rabu, 07 Agustus 2019

    Hair Tonic NR Untuk Rambut Keringku


    Hi, fellas!

    Udah lama nggak nulis soal beauty-things dan kali ini aku mau review lagi soal produk perawatan rambut yang masih pakai sampai sekarang.

    Jujur, aku itu orang yang punya masalah sama rambut, karena tipe rambutku itu ikal, kering, dan kusam. Aku kayaknya udah cobain berbagai macam produk buat bikin rambutku sehat. But still, i am still strugling with it.

    Gapapa, namanya perawatan itu rutinitas, bukan sesuatu yang instant, 'kan?

    Jujur, aku iri banget sama orang yang cukup keramas pakai shampo dan rambutnya bagus-bagus aja, atau rutin banget cat rambut, tapi rambutnya sehat-sehat aja. Sedangkan aku nggak bisa banget kalau nggak pakai kondisioner dan vitamin rambut. Apalagi mewarnai rambut, skip dulu, deh.

    But lately, lagi ngerasa ada perubahan di rambut aku, sedangkan aku nggak nambahin apapun selain hair tonic dari NR ini. Biasanya kalau nyisir rambut itu pasti, deh, berasa kasarnya atau nyangkut di ujung rambut. Aku merasa rambutku itu much better setelah rutin pakai hair tonic. Kering dan kusamnya berasa banget berkurangnya. Ah, i love this product dan wanginya itu super seger berasa baru keluar dari salon.

    Sayangnya botol NR ini dari kaca dan besar, jadi kurang friendly kalau buat dibawa ke mana-mana. Harganya sekitar Rp73.000 untuk ukuran 200ml. Cukup affordable menurutku karena bisa dipakai untuk beberapa bulan. Sebetulnya ada dua macam hair tonic dari NR ini dan aku pakai yang Daily Nourishment for Hair and Scalp.

    How i use this?

    Jadi, aku itu keramas dua hari atau tiga hari sekali dengan step berikut:
    1. Shampo
    2. Kondisioner / Masker (seminggu sekali)
    3. Hair Tonic (saat rambut masih agak basah)
    4. Vitamin (setelah rambut agak kering)

    Nah, itu dia review singkat dari pengalamanku pakai hair tonic dari NR. Semoga membantu!

    Kamis, 14 Februari 2019

    My Skincare Routine part 2.


    Hi, teman-teman! Kali ini aku kembali dengan ide yang sudah lama tidak aku lakukan. Terakhir kapan, ya, aku bahas soal kecantikan dan sebagainya? Hahaha.

    Jadi, kali ini aku akan membahas tentang skincare yang sedang dipakai akhir-akhir ini. Produk-produknya sudah pernah aku pakai sebelumnya. Ibaratnya, sebanyak apapun produk yang aku coba, aku kembali lagi ke produk-produk ini. Karena aku anaknya setia, nggak suka ganti-ganti hahaha. 

    Oh iya, kenapa judul blognya My Skincare Routine Part 2? Karena ada part 1 nya, girls. Klik di sini, ya, untuk membaca.

    Nah, di sini aku langsung bahas gimana, sih, rutinitas aku dengan produk-produk ini. Anyways produk-produk yang aku pakai ini drugstore, jadi gampang banget ditemuinnya dan tentunya nggak bikin kantong kering!

    Pertama, hal yang wajib dilakukan untuk mengaplikasikan produk atau skincare adalah wajah yang bersih. Aku pakai empat produk seperti gambar di bawah ini.


    Sehari-hari, aku pakai milk cleanser dari Viva yang Bengkuang (sebenarnya aku udah coba varian lainnya dan suka semua), lalu aku cuci muka pakai facial foam dari Pigeon yang klaimnya adalah untuk semua jenis kulit, setelah itu aku pakai face tonic dari Viva untuk mengembalikan keseimbangan pH kulitku setelah pakai sabun cuci muka. 

    Lalu, kapan pakai Mustika Ratu-nya? Aku pakai setidaknya seminggu sekali atau setiap menggunakan foundation. Istilahnya, untuk deep cleaning.

    Kedua, setelah wajah bersih, kita aplikasikan skincare yang kita miliki. Kali ini aku mau bahas untuk siang hari. Aku pakai tiga produk di bawah ini.


    Kenapa aku pakai pelembab dari Nivea padahal ada Wardah Day Cream?

    Jadi, Wardah Day Cream ini menurut aku sebuah produk yang win win solution, karena pelembab ini sudah mengandung SPF 30+++. Namun, karena terkadang aku juga perlu pelembab setelah mandi sore, jadi aku pengen yang pure pelembab aja tanpa spf. Itulah sebabnya aku membeli Nivea beserta sunscreen dari Emina dengan SPF 30 PA+++.

    Ketiga, produk-produk di malam hari. Setelah terpapar debu dan kotoran saat beraktivitas di siang hari, saatnya kita memberi nutrisi untuk kulit kita di malam hari, girls. 


    Aku pakai tiga produk dari merek yang sama. Aku sudah pakai Wardah Night Cream sejak SMA sampai saat ini kuliah semester akhir! Hahaha. Akhir-akhir ini aku mulai sadar dengan serum dan akhirnya aku juga coba serum dari rangkaian Wardah Lightening Series. Jujur, produk-produk ini cukup memberikan hasil, lho!

    Gimana hasilnya selama ini? Okay, aku akan menceritakan pengalamanku dengan produk-produk ini. Btw, ini cara aku menggunakan produknya:
    1. Siang : Milk Cleanser -  Facial Foam - Toner -  Pelembab - Sunscreen - Make up
    2. Malam : Milk Cleanser - Facial Foam - Toner - Serum - Night Cream
    3. Deep Cleansing : Milk Cleanser - Peeling - Facial Foam - Toner - Serum - Night Cream

    Oh, iya, aku juga pakai sheetmask. Tapi emang jarang maskeran. Jangan diikutin, ya, kalau yang ini! Hahaha.

    Buat rangkaian krim, Wardah Night Cream dari rangkaian Lightening Series ini buatku cukup membantu memudarkan bekas jerawat. Jadi kulitku itu bukan acne prone namun setiap menstruasi, pasti datang jerawat dan bekasnya itu menghitam. Menyebalkan, kan? 

    Dulu sebelum pakai skincare, aku nggak begitu peduli dengan bekas jerawat itu, tapi setelah rutin pakai, aku sadar kalau bekasnya ini lama-lama memudar. Ditambah sekarang pakai serum, duh, makin lembab kulitku, girls! 

    Nah, kalau soal pelembab di siang hari, jujur aku lebih suka Nivea + Sunscreen dari Emina karena lebih bikin lembab. Tapi kalau lagi pengen instant, Wardah Day Cream juga oke dan cepat meresap ke kulit. 

    Buat Wardah Night Cream dari rangkaian White Secret, entah kenapa aku merasa kalau produk ini bikin kulit aku lebih kering. Padahal, rangkaian ini lebih mahal atau istilahnya lebih eksklusif dari Lightening Series. That's why setelah produk ini mau habis, aku balik lagi ke rangkaian Lightening Series.

    Buat rangkaian pembersih, aku suka semua! Aku pakai pembersih dan toner dari Viva ini dari dulu banget, SMP kalau nggak salah, begitu pun peeling dari Mustika Ratu. Aku udah cobain dari produk lain dan tetap lebih suka peeling dari Mustika Ratu. Facial foam dari Pigeon ini sedikit bikin kering, padahal busa dia sedikit banget, lho. Cuma, masalah itu beneran langsung teratasi setelah pakai toner, jadi aman, deh!

    Overall, i am really good with these products and i think i will purchase it again. Setelah ini aku harus menambahkan satu hal lagi, yaitu masker agar kulit kita sehatnya totalitas! Hahaha. Untuk harga, produk yang aku pakai di atas mulai dari Rp7.000-30.000, ya.

    Oke, deh, sekian cerita dari pengalamanku menggunakan produk-produk di atas. Selamat mencoba!

    Jumat, 23 Februari 2018

    Scrub with Turmeric Powder for Brighter Face

    Hello!

    Setelah sekian lama engga menulis di blog, tiba-tiba kepikiran untuk share pengalamanku pakai bubuk kunyit ke wajah. Btw, pas nulis ini, aku lagi cari tempat magang, dan tiba-tiba pengen nulis blog. Kalian mudah teralihkan gini gak, sih? Apa aku aja, ya? Dan sembari nulis ini pun, kepikiran, enaknya tulisan santai kaya gini, atau dengan kalimat lebih formal, ya? 
    Ok, back to the turmeric powder.

    Jadi, sebenernya yang suka DIY gini tuh adik aku, karena dia punya masalah dengan kulit wajahnya, so yeah, she did everything to her face. Lalu pas liburan di rumah kemarin, aku coba pakai bubuk kunyitnya ke wajahku. Dengan berbekal informasi dari internet, ternyata khasiat kunyit salah  satunya adalah mencerahkan. 

    Honestly, aku pakai pakai aja, bahkan lupa soal khasiat mencerahkannya, karena menurutku yang penting mukaku bersih karena aku nge-scrubThen i get a compliment from my friend "eh mukalu cerahan, deh" and i just wondering if it's true? Because i don't remember i use a night cream again until i realized all i did is scrubbing my face with turmeric powder three times a week. 

    Temenku ikutan coba dan dia scrub ke bibir juga, kata temenku itu juga mencerahkan bibir. Lalu pas balik ke Malang, semua teman kosan mulai ikutan juga. I think turmeric powder is working on us.

    Bubuk kunyitnya kaya gimana, Fel?

    Aku cobain dua produk ini:



    Aku lebih suka si Koepoe Koepoe, meskipun teksturnya lebih kasar daripada yang Desaku (but it doesn't hurt, anyway). Udah gitu, menurutku si Koepoe Koepoe ini enggak sekuning Desaku. Btw, ini bakal cocok-cocokan, sih. Some of my friends ngerasa agak panas pakai yang Koepoe Koepoe. 

    How i used it?
    • Campur bubuk kunyit + air (satu sendok teh cukup semuka, atau dikira-kira aja).
    • Ratain ke wajah, diemin 10 menitan, jangan langsung di bilas.
    • Basahin tangan, terus pijat wajah kaya lagi scrub.
    • Cuci, deh, pakai sabun. 
    • Pakai toner di kapas, usapin ke wajah, deh. Selesai
    But all we have to remember is muka jadi kuning setelah pakai ini. Saranku, pakainya pas mau tidur aja. Besok pagi pas cuci muka pakai sabun lagi juga hilang, kok! Don't worry!

    So yeah, see you on next post! xx 



    Jumat, 15 Desember 2017

    Jerawat Punggung dan Dada

    Sebenernya draft tulisan ini udah aja sejak berbulan-bulan yang lalu. Gatau kenapa males banget ngelanjutin tulisan yang ini. Dan tiba-tiba aja detik ini, yang seharusnya ngerjain laporan untuk uas, malah pengen nulis di blog. Jadi, yaudah, mending tuntasin dulu yang ada di draft. Sesuai judulnya, iya, jerawat juga bisa ada di punggung dan dada, bukan cuma di wajah aja.

    Mungkin sebagian besar pernah mengalami ini, dan kesiksa karena gatal dan perih, serta bikin gak pede karena bekasnya. Anyway, bekas jerawat yang di wajah aja kadang hilangnya lama banget, padahal rutin di kasih krim malam dan teman-temannya. Gimana di punggung, bagian yang susah di jangkau?

    Jerawat di punggung saya alamin saat SMA, ini masa-masa terparah, kadang di dada juga, meskipun gak separah di punggung. Dari yang kecil-kecil, sampai yang "matang" bikin perih. Saya berasumsi karena kegiatan sekolah dari pagi hingga sore, bikin punggung jadi "pengap" juga ditambah keringat. And you know how hot Jakarta's weather is.

    Akhirnya, saya ke Sumber Waras untuk periksa ke dokter dan dikasih salep. It works untuk mengempeskan dan mengeringkan jerawat-jerawatnya, tapi keganggu aja gitu pake salep di punggung dan nempel di baju. Sesekali saya juga pakai bedak gatal untuk meredakan gatalnya.


    Akhirnya, setelah baca sana-sini, saya coba Betadine sabun antiseptik. Honestly, sabun ini bikin kulit kering banget (di saya), dokter di Sumber Waras pun bilang gitu waktu saya tanya soal sabun ini, bahkan dia tidak menyarankan. Tapi, setelah coba sabun ini, jerawat kempes dan mengering, so i use it anyway. Saya menyarankan pakai sabun ini di bagian yang ada jerawatnya aja, bagian lain pakai sabun biasa.

    Setelah jerawat mulai kempes dan kering, saya rutin scrub punggung untuk menghilangkan bekas-bekasnya. Scrubnya pakai apa aja yang cocok di kalian, ya. Kalau saya pakai scrub dari Shinzui. Did it works? Yes, of course, sangat memudarkan bekas jerawat. Mungkin seharusnya di kasih whitening cream juga biar hilang total bekasnya...uhm, no, i'm just kidding.


    Ketika merantau, scrub punggung jadi enggak pernah dilakuin. Muncul lagi jerawat di punggung. Akhirnya saat ke Guardian, saya langsung nanya sama mbaknya obat buat jerawat punggung. Kata mbaknya, jerawat punggung bisa terjadi juga karena kelebihan kelenjar minyak di area tersebut. Ya, sama kaya jerawat di wajah kali, ya? Kalo kulit berminyak banget lebih mudah jerawatan. CMIIW. Akhirnya, saya beli dan rutin minum suplemen di atas untuk mengatur kelenjar minyak. It works too! Bikin kulit tubuh jadi lebih kering, tapi enggak parah, kok. Untuk jerawat di punggung, kayaknya ngebantu biar gak timbul jerawat lainnya, tapi, enggak bikin jerawat menghilang. 

    Dan pada akhirnya saya enggak pakai keduanya. Cuma scrub aja, itupun kalau lagi pulang ke Jakarta. Terus jerawat punggungnya gimana?  I don't really know at all, mungkin kulit udah beradaptasi dengan cuaca di Malang, jadi jerawat kecil-kecil maupun yang perih lama-lama kempes dan hilang dengan sendirinya, tinggal bekasnya aja. Dan belakangan mandi pake shower puff, jadi berasa "menggosok" lebih bersih, karena sebelumnya gak pake shower puff. So yeah, that's all, what i have done for that. 

    Semoga tulisan ini membantu. 






    Kamis, 27 Juli 2017

    Primer Catrice Pore Refining Anti-Shine Base


    Hi! Kali ini aku mau share pengalamanku soal primer, yaitu Prime and Fine Pore Refining Anti-Shine Base dari Catrice Cosmetics. Sejujurnya ini adalah primer pertamaku and i think i’m in love with this primer!

    Ada tiga jenis primer dari Catrice. Ada yang putih, pink, dan hijau muda. Aku belum tau kegunaan pastinya dari yang pink dan hijau muda, sih, karena yang aku beli ini warna putih. Yang putih ini cocok untuk kulit berminyak karena hasil yang diberikan itu matte. Fyi, kulit wajahku itu bisa dibilang kombinasi. Bagian T-zone dan sekitarnya itu berminyak dan bagian lainnya normal.

    Biasanya, baru pake foundie selama 4 jam aja mukaku udah berasa minyaknya, padahal aku pake foundie yang hasilnya matte. Then, setelah nyari primer yang cukup murah dan direkomendasiin temanku, akhirnya aku pilih primer dari Catrice Cosmetics. 

    Warna primer ini putih, cepet meresap di kulit, dan rasanya ringan banget di wajah. Aku pakai foundation dari jam 2 siang sampai 6 sore dengan primer ini dan enggak berasa berminyak sama sekali wajahku. Mungkin karena aku lagi di mall, udaranya sejuk. Akhirnya pas pulang aku sengaja jalan ke sana-sini di sekitar rumah dan bersihin muka sekitar jam setengah 11 malem. 

    And you know what? Jam segitu baru mulai berasa minyaknya. Oh iya, menurutku primer ini juga cukup menyamarkan pori-pori. Menurutku, dengan harga Rp72.000 itu cukup affordable untuk ukuran 30ml dengan hasil yang super oke. You have to try it.

    Secara keseluruhan, aku suka banget sama primer ini minus baunya aja yang aku kurang suka dan kayaknya wangi itu personal, ya. Overall, it's really worth to try!

    Selasa, 11 Juli 2017

    Honest Review MAD FOR LIPSTICK - Alpha



    Hi! Kali ini aku mau kasih review tentang lipcream yang baru-baru ini aku cobain, yaitu MAD FOR LIPSTICK shade Alpha. Untuk warna aku suka banget warna seperti ini. Shade ini warnanya ash brown meskipun setelah diaplikasiin ke bibirku jadi cokelat sedikit merah. Kalau di temanku, warna Alpha ini jadi cokelat gelap.

    Untuk teksturnya lipcream ini creamy. Wanginya juga enak seperti kue. I know people will love the smell. Buat packagingnya menurutku cantik banget. Nggak bulat panjang seperti lipcream biasanya. Bentuk dari MAD FOR LIPSTICK ini kotak panjang dari kaca bening.

    Untuk pigmentasinya menurutku bagus, sekali oles langsung mengcover seluruh bibirku. Mungkin juga karena ini warna cokelat, jadi makin oke covernya. Tetapi lipcream agak lengket kalau lagi mingkem dan buatku, berasa kalau kita lagi pakai sesuatu di bibir. If you know what mean. But i found a way to apply this. Sekarang aku hanya pakai di bibir bawah aja, mingkem, dan bibir atas pun sudah ikut ke cover. Kadang aku tetap pakai di bibir atas dan bawah, tetapi tipis-tipis aja. So, bye, lengket-lengket!

    Hasil dari lipcream ini matte. Kalau kita lagi enggak makan atau minum apa-apa, it’s really-really okay. Tapi kalau lagi makan dan minum, lipcream ini transfer ke mana-mana, meskipun warna di bibir enggak langsung pudar. Ketahanannya nggak seberapa menurutku.

    Overall, aku suka sama lipcream ini karena warna dan wanginya. Untuk harga sekitar Rp130.000. Penilaian aku buat produk ini 7/10. Honestly, i still could find something better for that price.

    Okay, that's my honest review about it and see you in next story!


    Kamis, 01 Desember 2016

    MAKARIZO ADVISOR – ANTI FRIZZ

    Hallo, people!

    Aku mau kasih sedikit review barang yang baru aku gunakan, yaitu Makarizo Anti Frizz. Ini pertama kalinya aku coba karena tergoda pas lagi belanja di Toko Aster, Malang. (Dasar perempuan, beli belum tentu karena butuh hahaha).
      
    Makarizo Anti Frizz ini semacam serum/vitamin rambut buat yang suka bermain-main sama catokan, hairdryer, dan semacamnya. Karena aku baru mulai mencatok dan nge-hairdryer rambut aku, jadinya semakin tergoda untuk beli. Aku beli yang ukuran kecil, yaitu 70ml. Super handy banget! Cocok buat dibawa ke mana-mana karena enggak makan tempat.

    Buat penggunaannya, aku langsung aplikasikan setelah keramas kalau ingin mencatok atau mengeringkan rambut.
      
    Bye-bye frizzy hair!

    Biasanya setelah dikeringkan dengan hairdryer rambutku bakal kusut dan berantakan banget. Setelah aku aplikasikan Makarizo Anti Frizz sebelum styling, kusutnya itu berkurang banget! Ketika menyisir pun nggak takut nyangkut-nyangkut lagi. 

    Tekstur Makarizo Anti Frizz ini seperti air, bener-bener ringan banget, dan enggak bikin lengket. I really like it! Untuk harganya sekitar Rp22.500 saja. Sangat affordable. Buat kalian yang suka styling rambut, it's really worth to try!

    Ok, this is it. See you on next story, guys!

    Sabtu, 23 Juli 2016

    Wardah Everyday BB Cream


    Hai-hai! Kali ini aku mau kasih sedikit review soal produk yang belakangan ini aku pakai. Sebelumnya aku tidak pernah pakai BB Cream sama sekali, namun akhirnya tergoda untuk beli dan pakai. 

    BB Cream sebagai make up + skin care menjadi salah satu produk andalanku sehari-hari. Aku pakai produk BB Cream dari Wardah yang Everyday dan aku pakai shade yang Natural. BB Cream ini ada dua shade, yaitu Light dan Natural dan dua jenis, yaitu Lightening dan Everyday. Menurut SPG Wardah saat aku beli, kalau kulit berminyak itu lebih baik pakai yang Everyday, karena kalau pakai yang Lightening nanti jadi tambah berminyak.

    Berhubung aku merasa kalau kulitku itu berminyak, jadi aku pilih yang Everyday. Ya, aku tidak bisa membandingkan keduanya karena aku belum pernah coba yang light. Tapi dari pengalamanku, yang Everyday memang tidak membuat kulitku jadi lebih berminyak. Claim dari varian ini memang oil control, sih. Harga BB Cream ini sekitar Rp30.000 dan ada di mana-mana.


    BB Cream ini mengandung SPF 30 dan menurutku BB Cream ini agak susah di-blend kalau wajah sedang kering, terutama setelah mencuci muka. Jadi aku selalu pakai pelembab terlebih dahulu supaya wajahku lembab dan BB Creamnya jadi lebih mudah di-blend. 

    Overall, untuk penggunaan sehari-hari, menurutku BB Cream Wardah ini cukup menutupi noda wajahku dan awet seharian. Dipakainya pun terasa ringan.

    Okay, guys, segini dulu review singkat dariku. See you on next post!

    Selasa, 05 April 2016

    Skin Care Routine

    Hai, gurls! Untuk mendapatkan kulit wajah yang sehat, emang perlu perawatan yang rutin dan maksimal. Wajah kita ini perlu dirawat dan enggak cukup cuma cuci muka pakai facial wash aja. Perawatan itu sifatnya rutin, bukan cuma sekali atau dua kali pakai dan mengharapkan hasil yang maksimal. 
    Tipe kulit wajahku ini bisa dibilang kombinasi, satu sisi berminyak, satu sisi kering dan sisi lain normal. Jadi aku harus pinter-pinter pilih produk biar kulitku engga berminyak atau kekeringan. Kulitku ini bukan acne prone, tapi kalo udah ada jerawat, bekasnya susah ilang. Kali ini aku mau sharing soal perawatan buat wajah aku.


    MILK CLEANSER & TONER

    Aku pakai produk dari Viva varian yang green tea. Banyak pilihannya, kok, kalo kamu ingin coba, bisa disesuaikan sama kebutuhan kulit kita. Sekarang aku lagi pakai varian green tea, yaitu untuk merawat kulit normal dan berjerawat.

    NIGHT AND DAY CREAM

    Selama ini aku selalu pakai rangkaian dari produk Wardah. Mulai dari step 1 hingga sekarang lanjut ke step 2. Aku ngerasa cocok pakai Wardah dan ngerasa ada perubahan. Night cream ini bikin noda bekas jerawatku memudar dan menghilang perlahan. Untuk day creamnya, Aku pakainya tipis-tipis aja, karena kalo kebanyakan nanti jadi oily.
    Oh iya, buat yang belum pernah pakai krim apapun, kalo ingin coba, bisa memulai dengan menggunakan rangkaian dari step 1, tapi kalo udah pernah memakai produk lain sebelumnya, bisa langsung ke step 2.

    FACIAL WASH

    Kalo soal facial wash, aku suka ganti-ganti produk. Tapi belakangan ini aku pakai sabun bayi dari Johnson's baby bath milk + rice dan Clean & Clear deep action daily pore cleanser, Clean & Clear ini buat membersihkan komedo dan menyerap minyak berlebih.


    AND HOW I USE ALL OF MY SKINCARE PRODUCTS?
    Setelah beraktivitas seharian, wajah kita pasti kena debu dari sana sini, makanya, sebelum tidur aku bersihin wajahku pakai milk cleanser dengan menggunakan kapas, setelah itu aku cuci muka menggunakan clean & clear, aku pakai ini cuma saat cuci muka malam aja, karena aku takut kulitku kering kalo aku pakai ini setiap cuci muka soalnya varian ini ada scrubnya. Setelah itu aku keringkan wajahku menggunkan handuk khusus wajah dan aku usapkan toner yang aku tuang ke kapas setelah itu aku pakai krim malam. Pagi sebelum beraktivitas, aku cuci mukaku menggunakan Johnson's baby bath, setelah itu menggunakan toner dan day cream. Karena udah ada SPF 30 PA+++, aku enggak pakai sunscreen lagi. Lalu selanjutnya, touch up!
    Oh, iya, semua produk pada dasarnya cocok-cocokan di setai orang, cocok di aku belum tentu cocok di kamu, kamu bisa ikutin step yang aku lakukan dengan produk-produk yang cocok sama kamu, ya! See you!