Senin, 22 Januari 2024

Courage and Honesty

Kalau dibandingkan dengan 2021-2022, memang 2023 lebih baik. Tahun ini, aku banyak melakukan hal secara sadar, termasuk berkata tidak dan menolak ajakan orang-orang terdekat. Tahun ini, aku lebih banyak memilih dan mengikuti kemauanku sendiri. Aku, jadi lebih berani.

Sebelum aku bercerita lebih panjang, aku mau berterima kasih untuk akun Instagram @austeread yang sering banget bikin konten berbeda dari kebanyakan. Akun Instagram ini kasih banyak insight buatku tentang hidup. Dari akun ini, aku paham bahwa hidup enggak selalu soal menanjak dan aku juga belajar tentang being content.

Di 2023 ini, aku belajar soal waktu. Aku menyadari bahwa keinginan enggak langsung terwujud, ya, karena memang belum waktunya. Aku ingat banget, pada 2020 aku pernah mengoceh tentang kerja dekat rumah dengan banyak freelance. Aku bilang begitu mengingat jarak kantorku cukup jauh dari rumah. Rumahku di Cengkareng, kantor lamaku di SCBD. Awal Januari 2023, aku mendapat offering kerja di dekat rumah dan tawaran menjadi freelance writer untuk beberapa perusahaan. 

The power of what I was thinking.

Waktuku kecil, aku suka banget ngomong pakai bahasa asing yang saat itu pun aku enggak tahu lagi ngomong bahasa apa. I was just mumbling. Aku waktu kecil juga penasaran rasanya jalan-jalan ke luar negeri. Di 2023, keinginan itu kesampaian. Jalan-jalan ke Singapura bersama teman baikku. Di sana pun aku menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi dengan warga lokal. Aku mengunjungi tempat yang dulu cuma bisa aku lihat dari internet dan dengar dari cerita teman-temanku.

Di 2023, ini tahun pertamaku bertemu psikolog. Kalau dipikir-pikir, apa yang membuatku ke psikolog bukan hal yang menggelegar, tetapi buatku tetap memuakkan.

Rinduku Kian Serakah

Aku paham, sih. Sebagai manusia, aku dititipkan dengan berbagai macam perasaan, termasuk merindu. Masalahnya, belakangan ini rinduku kian serakah. Ia mengecilkan perasaanku yang lain dan membesarkan diri. Membuat dadaku terasa penuh dan sesak.

Sudah membesarkan diri dan memaksa yang lain untuk mengecil, rindu yang kian serakah ini juga minta untuk dikeluarkan dan disampaikan. Gila, ya? Mau ditaruh mana mukaku.

Sudah kusuruh ia diam sejak beberapa hari lalu, tetapi ia malah menggila dan menjadi-jadi. Ia mulai menggangguku lewat mimpi. Seakan-akan berkata, kalau tidak segera dikeluarkan, maka tidurku tidak akan tenang.

Sudah, ya. Hanya segini kemampuanku untuk mengeluarkan kamu. 

Jangan lagi membesarkan diri dan membuatku malu seperti ini. 

Jangan datang lagi ke mimpiku. 

Sungguh, aku ingin tidur dengan tenang. 

Segeralah merindu yang lain.