Jumat, 15 Desember 2017

Jerawat Punggung dan Dada

Sebenernya draft tulisan ini udah aja sejak berbulan-bulan yang lalu. Gatau kenapa males banget ngelanjutin tulisan yang ini. Dan tiba-tiba aja detik ini, yang seharusnya ngerjain laporan untuk uas, malah pengen nulis di blog. Jadi, yaudah, mending tuntasin dulu yang ada di draft. Sesuai judulnya, iya, jerawat juga bisa ada di punggung dan dada, bukan cuma di wajah aja.

Mungkin sebagian besar pernah mengalami ini, dan kesiksa karena gatal dan perih, serta bikin gak pede karena bekasnya. Anyway, bekas jerawat yang di wajah aja kadang hilangnya lama banget, padahal rutin di kasih krim malam dan teman-temannya. Gimana di punggung, bagian yang susah di jangkau?

Jerawat di punggung saya alamin saat SMA, ini masa-masa terparah, kadang di dada juga, meskipun gak separah di punggung. Dari yang kecil-kecil, sampai yang "matang" bikin perih. Saya berasumsi karena kegiatan sekolah dari pagi hingga sore, bikin punggung jadi "pengap" juga ditambah keringat. And you know how hot Jakarta's weather is.

Akhirnya, saya ke Sumber Waras untuk periksa ke dokter dan dikasih salep. It works untuk mengempeskan dan mengeringkan jerawat-jerawatnya, tapi keganggu aja gitu pake salep di punggung dan nempel di baju. Sesekali saya juga pakai bedak gatal untuk meredakan gatalnya.


Akhirnya, setelah baca sana-sini, saya coba Betadine sabun antiseptik. Honestly, sabun ini bikin kulit kering banget (di saya), dokter di Sumber Waras pun bilang gitu waktu saya tanya soal sabun ini, bahkan dia tidak menyarankan. Tapi, setelah coba sabun ini, jerawat kempes dan mengering, so i use it anyway. Saya menyarankan pakai sabun ini di bagian yang ada jerawatnya aja, bagian lain pakai sabun biasa.

Setelah jerawat mulai kempes dan kering, saya rutin scrub punggung untuk menghilangkan bekas-bekasnya. Scrubnya pakai apa aja yang cocok di kalian, ya. Kalau saya pakai scrub dari Shinzui. Did it works? Yes, of course, sangat memudarkan bekas jerawat. Mungkin seharusnya di kasih whitening cream juga biar hilang total bekasnya...uhm, no, i'm just kidding.


Ketika merantau, scrub punggung jadi enggak pernah dilakuin. Muncul lagi jerawat di punggung. Akhirnya saat ke Guardian, saya langsung nanya sama mbaknya obat buat jerawat punggung. Kata mbaknya, jerawat punggung bisa terjadi juga karena kelebihan kelenjar minyak di area tersebut. Ya, sama kaya jerawat di wajah kali, ya? Kalo kulit berminyak banget lebih mudah jerawatan. CMIIW. Akhirnya, saya beli dan rutin minum suplemen di atas untuk mengatur kelenjar minyak. It works too! Bikin kulit tubuh jadi lebih kering, tapi enggak parah, kok. Untuk jerawat di punggung, kayaknya ngebantu biar gak timbul jerawat lainnya, tapi, enggak bikin jerawat menghilang. 

Dan pada akhirnya saya enggak pakai keduanya. Cuma scrub aja, itupun kalau lagi pulang ke Jakarta. Terus jerawat punggungnya gimana?  I don't really know at all, mungkin kulit udah beradaptasi dengan cuaca di Malang, jadi jerawat kecil-kecil maupun yang perih lama-lama kempes dan hilang dengan sendirinya, tinggal bekasnya aja. Dan belakangan mandi pake shower puff, jadi berasa "menggosok" lebih bersih, karena sebelumnya gak pake shower puff. So yeah, that's all, what i have done for that. 

Semoga tulisan ini membantu. 






Rabu, 18 Oktober 2017

Thing Called Friendship Goals

"I think friendship is more important than love but love that grows out of friendship is the very best of all" - Jane Green

Pernah bayangin nggak indah dan serunya punya banyak temen? Ke mana-mana selalu rame-rame, semua mata bakal tertuju kalo kita lewat, seakan-akan pertemanan paling sempurna itu milik kita, kalo kata anak-anak jaman sekarang sih “friendship goals banget, kak!”

Kayanya semua orang pernah melalui masa-masa ini dalam pertemanannya, punya squad, ke mana-mana selalu bareng, tapi lama-lama kandas sendiri, atau kesaring sendiri siapa yang bertahan dan enggak. Kalo begini, kira-kira siapa yang mau disalahkan, ya?

Sejujurnya, gue sendiripun udah pernah melalui ini. Gue, gue yang meninggalkan, eh atau ternyata gue yang ditinggalkan, ya? Entahlah, sampe saat ini juga gue enggak tau jawabannya apa. But, that’s okay, semua udah lewat. Dengan ngelewatin hal itu jadi bikin gue tau, siapa yang tetap bertahan di samping gue, bahkan sampai sekarang. Ada hikmah di setiap kejadian, bukan?

Pertemanan juga kaya pacaran gak, sih? Ada masa pdkt-nya juga. Mungkin bedanya kalo orang pacaran mah, pengen cepet-cepet dapet kepastian status, ya?

Temen gue baru aja melewati masa pdkt ini, dan berakhir dengan ucapan “sakit hati gue sama omongannya, apa-apaan nyindir kaya gitu”. Dari cerita versi temen guepun, gue gak bisa menyalahkan siapa-siapa. Bisa aja temen gue yang baper atau emang temennya keceplosan ngomong gitu. Iya, kan? Ya, menurut gue sih begitu..

Dari beberapa hal yang gue tau, karena gue udah pernah melalui masa-masa itu, ya pada dasarnya pertemanan itu emang enggak bisa dipaksain. Dan, mau diomongin sejelek apapun temen kita, kalo kita tau hal-hal baik tentang dia, kita juga akan tetep bertahan, bukan?

Kalo menurut gue, daripada kita pusing-pusing memaksakan pertemanan dengan orang lain, yang belum tentu sejalan juga, mending pertemanan yang udah ada, dijaga dan dirawat baik-baik. Atau sekiranya ada orang ingin berteman, kita yang buka diri, siapa tau cocok kan? Biasanya sih gitu, yang enggak direncanain yang berjalan.

Tapi...

Kalo emang sama temen yang lama kita enggak cocok, mungkin kita emang gak bisa bareng-bareng. Tapi kalo sama teman yang baru dan teman-teman yang lainnya juga kita engga bisa cocok, mungkin ada yang salah sama diri kita..

Mungkin ini hanya ada di kepala gue atau di kalian juga? Pada akhirnya kita juga tau siapa yang benar-benar ada. Mungkin ini atatan untuk kita, atau bahkan diri gue sendiri: Rawatlah dengan baik dan benar setiap hubungan yang kita miliki, baik teman, pasangan, bahkan keluarga.

Kamis, 28 September 2017

Perhaps


Have you ever think about someone's feelings?
Have you ever broke it?
Or you already broke it?

Did you realize you have broken it into pieces?
No? 
You never think about it?

Why?
Because you think
After all this time
Someone will be returning to you again and over again?

But
But do you know about a tired?
About someone who will give up?

Perhaps, someone is thinking
What kind of love makes someone's feeling is hurt?
So, what kind of love?

Tell me

Kamis, 27 Juli 2017

Primer Catrice Pore Refining Anti-Shine Base


Hi! Kali ini aku mau share pengalamanku soal primer, yaitu Prime and Fine Pore Refining Anti-Shine Base dari Catrice Cosmetics. Sejujurnya ini adalah primer pertamaku and i think i’m in love with this primer!

Ada tiga jenis primer dari Catrice. Ada yang putih, pink, dan hijau muda. Aku belum tau kegunaan pastinya dari yang pink dan hijau muda, sih, karena yang aku beli ini warna putih. Yang putih ini cocok untuk kulit berminyak karena hasil yang diberikan itu matte. Fyi, kulit wajahku itu bisa dibilang kombinasi. Bagian T-zone dan sekitarnya itu berminyak dan bagian lainnya normal.

Biasanya, baru pake foundie selama 4 jam aja mukaku udah berasa minyaknya, padahal aku pake foundie yang hasilnya matte. Then, setelah nyari primer yang cukup murah dan direkomendasiin temanku, akhirnya aku pilih primer dari Catrice Cosmetics. 

Warna primer ini putih, cepet meresap di kulit, dan rasanya ringan banget di wajah. Aku pakai foundation dari jam 2 siang sampai 6 sore dengan primer ini dan enggak berasa berminyak sama sekali wajahku. Mungkin karena aku lagi di mall, udaranya sejuk. Akhirnya pas pulang aku sengaja jalan ke sana-sini di sekitar rumah dan bersihin muka sekitar jam setengah 11 malem. 

And you know what? Jam segitu baru mulai berasa minyaknya. Oh iya, menurutku primer ini juga cukup menyamarkan pori-pori. Menurutku, dengan harga Rp72.000 itu cukup affordable untuk ukuran 30ml dengan hasil yang super oke. You have to try it.

Secara keseluruhan, aku suka banget sama primer ini minus baunya aja yang aku kurang suka dan kayaknya wangi itu personal, ya. Overall, it's really worth to try!

Selasa, 11 Juli 2017

Honest Review MAD FOR LIPSTICK - Alpha



Hi! Kali ini aku mau kasih review tentang lipcream yang baru-baru ini aku cobain, yaitu MAD FOR LIPSTICK shade Alpha. Untuk warna aku suka banget warna seperti ini. Shade ini warnanya ash brown meskipun setelah diaplikasiin ke bibirku jadi cokelat sedikit merah. Kalau di temanku, warna Alpha ini jadi cokelat gelap.

Untuk teksturnya lipcream ini creamy. Wanginya juga enak seperti kue. I know people will love the smell. Buat packagingnya menurutku cantik banget. Nggak bulat panjang seperti lipcream biasanya. Bentuk dari MAD FOR LIPSTICK ini kotak panjang dari kaca bening.

Untuk pigmentasinya menurutku bagus, sekali oles langsung mengcover seluruh bibirku. Mungkin juga karena ini warna cokelat, jadi makin oke covernya. Tetapi lipcream agak lengket kalau lagi mingkem dan buatku, berasa kalau kita lagi pakai sesuatu di bibir. If you know what mean. But i found a way to apply this. Sekarang aku hanya pakai di bibir bawah aja, mingkem, dan bibir atas pun sudah ikut ke cover. Kadang aku tetap pakai di bibir atas dan bawah, tetapi tipis-tipis aja. So, bye, lengket-lengket!

Hasil dari lipcream ini matte. Kalau kita lagi enggak makan atau minum apa-apa, it’s really-really okay. Tapi kalau lagi makan dan minum, lipcream ini transfer ke mana-mana, meskipun warna di bibir enggak langsung pudar. Ketahanannya nggak seberapa menurutku.

Overall, aku suka sama lipcream ini karena warna dan wanginya. Untuk harga sekitar Rp130.000. Penilaian aku buat produk ini 7/10. Honestly, i still could find something better for that price.

Okay, that's my honest review about it and see you in next story!