Silahkan menangis kencang
Hingga tak lagi terdengar
Menangislah
Agar engkau semakin kuat
Menangislah engkau sampai puas
Hanya satu yang kupinta
Berjanjilah..
Kau akan tersenyum setelahnya
Berjanjilah..
Tak ada lagi air mata untuknya
Tutup rapat segala rasa
Agar tak ada lagi luka
Karena jika cinta
Harusnya engkau bahagia
- f
Selasa, 13 Maret 2018
Jumat, 23 Februari 2018
Scrub with Turmeric Powder for Brighter Face
Hello!
Setelah sekian lama engga menulis di blog, tiba-tiba kepikiran untuk share pengalamanku pakai bubuk kunyit ke wajah. Btw, pas nulis ini, aku lagi cari tempat magang, dan tiba-tiba pengen nulis blog. Kalian mudah teralihkan gini gak, sih? Apa aku aja, ya? Dan sembari nulis ini pun, kepikiran, enaknya tulisan santai kaya gini, atau dengan kalimat lebih formal, ya?
Ok, back to the turmeric powder.
Jadi, sebenernya yang suka DIY gini tuh adik aku, karena dia punya masalah dengan kulit wajahnya, so yeah, she did everything to her face. Lalu pas liburan di rumah kemarin, aku coba pakai bubuk kunyitnya ke wajahku. Dengan berbekal informasi dari internet, ternyata khasiat kunyit salah satunya adalah mencerahkan.
Honestly, aku pakai pakai aja, bahkan lupa soal khasiat mencerahkannya, karena menurutku yang penting mukaku bersih karena aku nge-scrub. Then i get a compliment from my friend "eh mukalu cerahan, deh" and i just wondering if it's true? Because i don't remember i use a night cream again until i realized all i did is scrubbing my face with turmeric powder three times a week.
Temenku ikutan coba dan dia scrub ke bibir juga, kata temenku itu juga mencerahkan bibir. Lalu pas balik ke Malang, semua teman kosan mulai ikutan juga. I think turmeric powder is working on us.
Bubuk kunyitnya kaya gimana, Fel?
Aku cobain dua produk ini:
Aku lebih suka si Koepoe Koepoe, meskipun teksturnya lebih kasar daripada yang Desaku (but it doesn't hurt, anyway). Udah gitu, menurutku si Koepoe Koepoe ini enggak sekuning Desaku. Btw, ini bakal cocok-cocokan, sih. Some of my friends ngerasa agak panas pakai yang Koepoe Koepoe.
How i used it?
- Campur bubuk kunyit + air (satu sendok teh cukup semuka, atau dikira-kira aja).
- Ratain ke wajah, diemin 10 menitan, jangan langsung di bilas.
- Basahin tangan, terus pijat wajah kaya lagi scrub.
- Cuci, deh, pakai sabun.
- Pakai toner di kapas, usapin ke wajah, deh. Selesai
But all we have to remember is muka jadi kuning setelah pakai ini. Saranku, pakainya pas mau tidur aja. Besok pagi pas cuci muka pakai sabun lagi juga hilang, kok! Don't worry!
So yeah, see you on next post! xx
Jumat, 15 Desember 2017
Jerawat Punggung dan Dada
Sebenernya draft tulisan ini udah aja sejak berbulan-bulan yang lalu. Gatau kenapa males banget ngelanjutin tulisan yang ini. Dan tiba-tiba aja detik ini, yang seharusnya ngerjain laporan untuk uas, malah pengen nulis di blog. Jadi, yaudah, mending tuntasin dulu yang ada di draft. Sesuai judulnya, iya, jerawat juga bisa ada di punggung dan dada, bukan cuma di wajah aja.
Mungkin sebagian besar pernah mengalami ini, dan kesiksa karena gatal dan perih, serta bikin gak pede karena bekasnya. Anyway, bekas jerawat yang di wajah aja kadang hilangnya lama banget, padahal rutin di kasih krim malam dan teman-temannya. Gimana di punggung, bagian yang susah di jangkau?
Jerawat di punggung saya alamin saat SMA, ini masa-masa terparah, kadang di dada juga, meskipun gak separah di punggung. Dari yang kecil-kecil, sampai yang "matang" bikin perih. Saya berasumsi karena kegiatan sekolah dari pagi hingga sore, bikin punggung jadi "pengap" juga ditambah keringat. And you know how hot Jakarta's weather is.
Akhirnya, saya ke Sumber Waras untuk periksa ke dokter dan dikasih salep. It works untuk mengempeskan dan mengeringkan jerawat-jerawatnya, tapi keganggu aja gitu pake salep di punggung dan nempel di baju. Sesekali saya juga pakai bedak gatal untuk meredakan gatalnya.
Dan pada akhirnya saya enggak pakai keduanya. Cuma scrub aja, itupun kalau lagi pulang ke Jakarta. Terus jerawat punggungnya gimana? I don't really know at all, mungkin kulit udah beradaptasi dengan cuaca di Malang, jadi jerawat kecil-kecil maupun yang perih lama-lama kempes dan hilang dengan sendirinya, tinggal bekasnya aja. Dan belakangan mandi pake shower puff, jadi berasa "menggosok" lebih bersih, karena sebelumnya gak pake shower puff. So yeah, that's all, what i have done for that.
Semoga tulisan ini membantu.
Rabu, 18 Oktober 2017
Thing Called Friendship Goals
"I think friendship is more important than love but love that grows out of friendship is the very best of all" - Jane Green
Pernah bayangin nggak indah dan serunya punya
banyak temen? Ke mana-mana selalu rame-rame, semua mata bakal tertuju kalo kita
lewat, seakan-akan pertemanan paling sempurna itu milik kita, kalo kata
anak-anak jaman sekarang sih “friendship
goals banget, kak!”
Kayanya semua orang pernah melalui masa-masa ini dalam
pertemanannya, punya squad, ke
mana-mana selalu bareng, tapi lama-lama kandas sendiri, atau kesaring sendiri
siapa yang bertahan dan enggak. Kalo begini, kira-kira siapa yang mau
disalahkan, ya?
Sejujurnya, gue sendiripun udah pernah melalui ini. Gue,
gue yang meninggalkan, eh atau ternyata gue yang ditinggalkan, ya? Entahlah,
sampe saat ini juga gue enggak tau jawabannya apa. But, that’s okay, semua udah
lewat. Dengan ngelewatin hal itu jadi bikin gue tau, siapa yang tetap bertahan
di samping gue, bahkan sampai sekarang. Ada hikmah di setiap kejadian, bukan?
Pertemanan juga kaya pacaran gak, sih? Ada masa
pdkt-nya juga. Mungkin bedanya kalo orang pacaran mah, pengen cepet-cepet dapet
kepastian status, ya?
Temen gue baru aja melewati masa pdkt ini, dan
berakhir dengan ucapan “sakit hati gue sama omongannya, apa-apaan nyindir kaya
gitu”. Dari cerita versi temen guepun, gue gak bisa menyalahkan siapa-siapa. Bisa aja
temen gue yang baper atau emang
temennya keceplosan ngomong gitu. Iya, kan? Ya, menurut gue sih begitu..
Dari beberapa hal yang gue tau, karena gue udah pernah
melalui masa-masa itu, ya pada dasarnya pertemanan itu emang enggak bisa
dipaksain. Dan, mau diomongin sejelek apapun temen kita, kalo kita tau
hal-hal baik tentang dia, kita juga akan tetep bertahan, bukan?
Kalo menurut gue, daripada kita pusing-pusing memaksakan pertemanan dengan orang lain, yang belum tentu sejalan juga, mending pertemanan yang udah ada,
dijaga dan dirawat baik-baik. Atau sekiranya ada orang ingin berteman, kita yang buka diri, siapa tau cocok kan? Biasanya sih gitu, yang enggak direncanain yang berjalan.
Tapi...
Kalo emang sama temen yang lama kita
enggak cocok, mungkin kita emang gak bisa bareng-bareng. Tapi kalo sama teman yang baru dan teman-teman yang lainnya juga kita engga bisa cocok, mungkin ada yang
salah sama diri kita..
Mungkin ini hanya ada di kepala gue atau di kalian juga? Pada akhirnya kita juga tau siapa yang benar-benar ada. Mungkin ini atatan untuk kita, atau bahkan diri gue sendiri: Rawatlah dengan baik dan benar setiap hubungan yang kita miliki, baik teman, pasangan, bahkan keluarga.
Mungkin ini hanya ada di kepala gue atau di kalian juga? Pada akhirnya kita juga tau siapa yang benar-benar ada. Mungkin ini atatan untuk kita, atau bahkan diri gue sendiri: Rawatlah dengan baik dan benar setiap hubungan yang kita miliki, baik teman, pasangan, bahkan keluarga.
Kamis, 28 September 2017
Perhaps
Have you ever broke it?
Or you already broke it?
Did you realize you have broken it into pieces?
No?
You never think about it?
Why?
Because you think
After all this time
Someone will be returning to you again and over again?
But
But do you know about a tired?
About someone who will give up?
Perhaps, someone is thinking
What kind of love makes someone's feeling is hurt?
So, what kind of love?
Tell me
Langganan:
Postingan (Atom)