Hai, apa kabar? Semoga kalian yang membaca ini sehat dan bahagia selalu, ya, atau setidaknya, selalu kuat dalam menghadapi lika-liku kehidupan. Karena menurut saya, salah satu bagian dari kehidupan ini ya mampu bertahan, bukan begitu? Hahaha.
Sebenarnya, saat ini, saya seharusnya mengerjakan skripsi saya yang minggu lalu saya konsultasikan. Kata dosen, saya harus sedikit menambahkan bagian satu dan segera membuat outline bagian dua. Ah, senangnya, kadang nikmat Tuhan datang dengan berbagai cara. Setelah stuck mengerjakan bagian satu beberapa bulan lalu dan memutuskan ganti tema, akhirnya saya menemukan sebuah jalan yang-tentunya-saya-tahu-tidak-akan-selalu-mulu, ya, setidaknya saya ingin berkata "I am not lost anymore".
Saya ingin mengutarakan isi kepala saya. Sebetulnya ini sudah ada sejak beberapa minggu lalu, saat teman saya mengeluhkan salah satu anggota keluarganya yang suka membandingkan. Saya dan beberapa teman lainnya pun ikut jengkel. Namun, teman saya itu berkata, bahwa anggota keluarga tersebut juga suka memberikan jajan tambahan dan hal baik lainnya. Wah, sesuatu yang menarik buat saya.
Saya jadi berpikir bahwa seringkali saya lupa tentang hal baik yang dilakukan orang lain. Ada benarnya pepatah "Karena nila setitik, rusak susuk sebelanga". Biasanya saat orang lain melakukan kesalahan, emosi langsung menguasai diri kita. Saya, sumpah serapah akan begitu lancarnya keluar dari mulut saya. Beberapa orang yang saya kenal pun.
Menurut saya, ya, tidak salah. Mungkin kesalahan itu memang menyakitkan, mengecewakan, dan mengejutkan. Buat saya, emosi itu yang membuat saya, kamu, kita, menjadi manusia. Hanya saja, seringkali kita lupa bahwa orang lain tersebut pernah melakukan hal baik. Pernah menolong disaat kita membutuhkan pertolongan. Pernah ada disamping kita saat kita membutuhkan sandaran.
Apa, ya? Memang, sih, terkadang saya berpikir untuk menjaga yang membuat saya bahagia dan melepaskan apa yang tidak membuat saya bahagia. Tapi saya juga harus sadar, untuk tidak melakukan itu secara mentah-mentah. Ya, semacam itu, lah.
Duh, sudah lah. Memang kadang jika terlalu dipikirkan jadi semakin rumit dan membingungkan. Saya lanjut mengerjakan tugas akhir dulu, deh. Sampai jumpa!