Kamis, 25 Mei 2023

Seperempat Abad


Hai, apa kabar?

Dari judulnya, sebenarnya gue ingin menuliskan cerita ini sejak 17 Mei, ulang tahun gue. Enggak terasa kalau gue sudah seperempat abad alias 25 tahun. Secara umum, sih, usia segini waktunya cari barang-barang untuk seserahan, ya. Sayangnya gue masih sibuk untuk war tiket konser berbagai macam band.

Kalau dari hitungan 100, angka 25 itu seperempat alias quarter. Ya, benar! Mungkin kalian juga enggak asing dengan quarter life crisis ini. Btw, bahas quarter ini seakan-akan manusia bakal hidup sampai seratus tahun, ya. Padahal rata-rata usia orang Indonesia itu cuma sampai 70 tahunan.

Oke, kembali ke quarter life crisis

Gue merasakan sendiri kebingungan atas hidup yang gue pikir sudah berjalan sesuai rencana. Banyak banget yang mengingatkan gue kalau usia 25 itu sudah tua. Waktunya memantapkan langkah untuk masa depan. Namun, enggak sedikit juga yang kasih tahu ke gue kalau usia 25 itu masih muda. Waktunya untuk explore banyak hal di kehidupan.

Setelah gue pertimbangkan, sepertinya konsep kedua lebih masuk ke hidup gue. Kenapa gue harus takut untuk mencoba hal baru hanya karena usia gue sudah 25 tahun? Kenapa orang yang usianya 25 tahun enggak boleh punya pilihan baru yang mungkin berbeda dari kebiasaan sebelumnya?

Sialnya juga, di usia segini gue mulai mempertanyakan angan-angan yang pernah terbayang di kepala. Kebanyakan dari mereka terbentur dengan realita. Rasanya mau gue kubur dalam-dalam dan hidup dengan apa yang ada di depan mata. Namun, ada sedikit bagian di diri gue bilang kalau gue masih punya banyak jalan untuk ke sana. Ada banyak jalan menuju Roma.

Bukannya hidup itu memang perkara untuk terus mencoba?

Selain kegundahan soal kehidupan, usia segini bikin emosi gue sedikit lebih matang. Gue sadar kalau gue enggak lagi punya banyak energi untuk mendebat dan menantang kalau ada yang bertingkah konyol. Di usia segini, gue juga enggak takut untuk melepaskan sesuatu yang memberikan energi negatif ke gue.

Di usia 25 ini gue juga lebih paham apa yang dimaksud dengan tanggung jawab, terutama soal pekerjaan. Gue yakin kalian pernah mengeluh dan menghela nafas atas kerjaan yang menumpuk, tetapi tetap dikerjakan sesuai arahan dan deadline. Rasanya muak banget, tetapi tubuh tetap bergerak untuk menyelesaikannya.

Lalu, soal waktu. Pas sekolah itu waktu gue banyak, tetapi uangnya terbatas. Sekarang uangnya ada, waktu gue terbatas. Memang memasuki kehidupan dewasa ini harus pintar-pintar memprioritaskan berbagai hal dalam hidup. Selain itu, di usia segini jarang banget gue bisa pergi dadakan sama teman-teman gue. Minimal gue harus buat janji 2 minggu sebelumnya.

Kangen juga punya waktu yang fleksibel. Hari ini janjian, besok jalan. Sore ditelfon, malamnya ketemu. Sekarang setiap orang punya kehidupan masing-masing, ya. Tenaga juga sudah habis di jalanan dan kantor. Rasanya sudah enggak sanggup untuk main dadakan.

Di lain sisi, gue beranjak dewasa, tetapi orang tua juga semakin tua. Ya, seperti pada umumnya juga. Orang tua gue mulai mempertanyakan kapan gue menikah. Masalahnya, ini Kim Mingyu masih sibuk comeback dan tour keliling dunia.

Enggak. Bercanda.

Pengin, sih. Namun, gue paham atas diri gue sendiri. Rasanya masih banyak hal yang gue ingin lakukan dan lebih baik dilakukan ketika gue sendiri. Kalau ada orang lain, ada banyak hal yang harus gue kompromikan dan gue belum mau melakukan itu. Masih banyak daftar di hidup gue yang harus gue diceklis. Gue harus selesai dengan diri gue terlebih dahulu. One day. The day will come.

Btw, gue termasuk anak yang percaya kalau semakin tua, pertemanan semakin sempit. Namun, enggak menutup kemungkinan kalau bisa punya teman baik yang baru. Gue melakukan dan merasakan itu. Ada banyak orang baru yang gue kenal di usia 24-an dan I feel loved by them. Gila, gue bersyukur banget dikasih orang-orang baik, meskipun enggak sedikit yang pergi.

Jadi, ya, begitulah rangkuman asal-asalan tentang memasuki usia 25 tahun dari gue. Selamat merayakan seperempat abad, Felly!

Selasa, 07 Maret 2023

Dua Bungkus Indomie Soto di Tengah Malam


Waktu di kantor beberapa hari lalu, aku dan beberapa temanku membicarakan hal terkait keluarga. Ternyata, dinamika setiap keluarga itu berbeda-beda. Ada yang berjalan mulus dan lembut, tetapi juga ada yang berjalan diiringi dengan tanda tanya.

Salah satu temanku bilang bahwa dirinya merasa aneh ketika Ibunya bersikap lembut. Bukan karena selama ini bersikap kasar, tetapi kesibukan Ibunya di tempat kerja membuat mereka jarang menghabiskan waktu bersama (ini kesimpulanku dari ceritanya).

Hal itu membuat temanku merasa aneh ketika Ibunya menawarkan perhatian dan kasih sayang. Menurutku, itu adalah sikap yang wajar. Saat dihadapi situasi baru, tubuh akan lebih waspada. Sayangnya, beradaptasi dengan hal baru bukan perkara mudah.

Setelah aku pikir-pikir, aku juga kehilangan banyak waktu bersama Papa. LDR Jakarta-Bandung selama 21 tahun penuh dan Papa hanya pulang dua kali dalam sebulan, tentu memoriku bersama beliau itu sedikit. Meskipun memoriku bersama beliau itu banyak bahagianya.

Namun, saat masih sekolah dulu, aku memang kerap bertanya 'Eh, teman-temaku ke sekolah diantar Papanya, ya? Kenapa aku jarang banget?'. Oh, ternyata aku memang kehilangan peran Papa di banyak aspek kehidupan, terutama saat aku sekolah dulu.

Saat sudah menetap di Jakarta, ternyata peran Papa juga tidak terlalu signifikan. Aku jadi teringat cerita temanku tadi. It would be strange if I suddenly become clingy to my dad and vice versa. Namun, kalau tidak dibangun, kami bisa kehilangan peran sebagai anak dan orang tua.

Selain mendengarkan YouTube dan merokok, salah satu kebiasaan Papa di tengah malam adalah makan Indomie Soto di ruang tamu. Ya, aku menyadarinya karena belakangan ini aku bekerja sampai tengah malam di ruang tamu bersama beliau.

Lapar di tengah malam terkadang membuatku minta Indomie yang beliau sedang makan. Rasanya biasa saja, lebih enak Indomie Soto buatan Mama, to be honest. Meskipun begitu, terkadang aku melahapnya sampai habis dan Papa tidak masalah.

Oh, I just spent my time with my dad dengan dua bungkus Indomie Soto di tengah malam. 

Sejak saat itu, aku mencoba peruntungan dengan meminta beliau membuatkan mi saat aku harus bekerja sampai tengah malam, meskipun terkadang aku tidak lapar. Sejauh ini, Papa selalu mau membuatkannya. Dua bungkus Indomie Soto yang ditambah saus dan irisan cabai.

Saat aku menuliskan cerita ini, aku baru saja selesai melahap dua bungkus Indomie Soto bersama Papa. Meskipun rasanya tidak seberapa dan waktu makan kurang dari satu jam, makan mi yang dibuatkan beliau membuatku ingat kalau aku akan selalu jadi gadis kecilnya. 

Rasanya itu seperti 'I am always your little daughter and I want to lean on you even if you just make me Indomie in the middle of the night.' dan mengingat hal ini membuatku senang. Meskipun tidak besar, kebiasaan makan Indomie di tengah malam bersama Papa berbuah manis.

Hari ini, bukan aku lagi yang minta dibuatkan Indomie, tetapi Papa yang tanya padaku saat sedang duduk di depan laptop. 

'Kakak kerja sampai malam?'
'Kayaknya iya.'
'Ya sudah. Nanti kita bikin mi, ya.'

The little girl inside me was screaming with joy! Kalau waktu itu aku tidak berani meminta Papa membuatkan aku mi, mungkin tidak ada kegiatan makan dua bungkus Indomie Soto di tengah malam yang ditambah saus dan irisan cabai bersama beliau.

Even though the time that has been lost will never be repaid, having beautiful little memories like this with my dad makes me happy. Aku berharap kegiatan makan dua bungkus Indomie Soto di tengah malam bersamaku menciptakan memori yang indah di ingatan beliau.

Sabtu, 07 Januari 2023

The Rose - Heal Together World Tour

The Rose Heal Together World Tour

Mau mendengar pengakuanku, tidak? Aku bukan Black Rose, tetapi sudah mengetahui The Rose sejak aku suka KPop di pertengahan 2018. Aku pun hanya mengenal Woosung sebagai vokalisnya tanpa mengenali tiga member The Rose lainnya. Kalau kucoba ingat, mungkin aku benar-benar mendengarkan The Rose di awal 2020 hingga sekarang.

Berarti, sekitar tiga tahun penuh aku mendengarkan album Void, EP Dawn, dan berbagai single lainnya hanya dengan mengenali Woosung. Ya, mungkin karena dia vokalis utama dan suaranya pun khas, sehingga lebih mudah kuingat. Namun, aku memang seringkali begini. Tahu banyak lagu dari sebuah band tanpa tahu siapa saja member-nya.

Setelah sekian lama, akhirnya muncul album Heal dengan wacana Heal Together World Tour. Fun fact, aku itu hanya pendengar aktif di platform musik tanpa mengulik The Rose lebih dalam. Malah, temanku yang baru mendengarkan The Rose yang mengulik dan bercerita bahwa setiap lagu di album Heal itu memiliki kisahnya masing-masing.

Aku memang ingin menonton The Rose, tetapi banyaknya konser yang kutonton membuatku mengurungkan niat. Namun, temanku yang baru suka The Rose itu menggebu-gebu dan mengusahakan berbagai macam cara agar kami menonton The Rose di Jakarta. Terpantau, Jumat, 6 Januari 2023 kami sedang mengantre tukar tiket di Balai Sarbini.

Sebenarnya, aku menonton The Rose berempat dan memilih section Gold. Jarakku ke panggung tidak begitu jauh dan aku bisa melihat penampilan mereka dengan jelas. Selain lagu di album Heal, banyak lagu di album dan EP lama yang dibawakan. Overall, aku suka penampilan mereka karena sangat energik dan membuat suasana semakin hidup.

Semua lagu dibawakan The Rose dengan baik dan Black Rose pun bernyanyi dengan aktif. Salah satu momen mengesankan ketika lagu Modern Life milik Woosung dibawakan. Black Rose dengan lantang berteriak 'So fuck this modern life!'. Lagu lainnya yang sangat mengesankan untukku adalah See-Saw, Time, Childhood, She's in The Rain, dan California.

Saat jeda, Woosung dan Dojoon itu yang paling aktif dan banyak berinteraksi dengan Black Rose. Di sisi lain, aku baru tahu kalau semua member The Rose itu bisa bernyanyi dengan baik seperti main vocalistI was really impressed when Hajoon and Jaehyeong sang because during the concert it was Woosung and Dojoon who were singing all the time.

Aku termasuk orang yang suka konser di tempat yang tidak begitu besar, sehingga konser The Rose ini bakal jadi salah satu konser terbaik dalam hidupku. Apalagi ditambah dengan Goodbye Session yang membuatku melihat para member dengan jarak yang dekat. Aku pun dibuat terpana oleh Hajoon dan Jaehyeong. They're cute and handsome at the same time!

Sayangnya, Black Rose tidak boleh merekam acara Goodbye Session tersebut. Padahal love sign yang kuberikan dibalas oleh Woosung. Lucunya, Dojoon malah aktif merekam saat Goodbye Session. Lalu, Hajoon dan Jaehyeong memberikan senyuman dan tatapan yang intens untuk Black Rose. It was one of the best things that happened in my life.

The Rose bilang bahwa mereka akan kembali lagi ke Indonesia tahun depan. Mereka berharap bisa bertemu dengan Black Rose di tempat yang lebih besar. Aku pun berharap demikian. So, I have other reasons to hold on a little longer, to be healthier, and to be richer. With this, I'm officially Black Rose and hopefully someday I can meet The Rose again.

Sabtu, 31 Desember 2022

Time Flies, Memories Stay


Hai! Apa kabar? Aku berdoa semoga kabar baik dan menyenangkan selalu menyertai kalian, ya. Bagaimana dengan tahun 2022-nya? Apa yang paling berkesan untuk kalian? Lalu, sudah siap menyambut tahun baru? Kalau kalian, punya resolusi apa saja untuk tahun ini? 

Ternyata sudah setahun berlalu dan aku masih teringat menulis apa saja di awal tahun lalu. Aku mengingat dengan jelas di mana aku mengetik itu semua dan bagaimana perasaanku saat mengetiknya. Kalau kalian sesekali mengunjungi Blog dan membaca tulisanku, mengkin kalian menyadari bahwa hidupku di tahun 2022 itu cukup ekstrem perjalanannya. 
Sometimes I feel great, but most of the time, I want to give up.
Ada hari yang membuatku sadar bahwa banyak hal memang di luar kendaliku. Namun, ada lebih banyak hari yang terasa gelap dan satu hal yang aku harapkan adalah pergi dan menghilang. Sayangnya, hidup harus terus berjalan dan tidak pernah bisa menunggu siapapun. Akulah yang harus bangkit agar tidak tertinggal dan larut dalam kegelapan.

Di tahun 2022, aku belajar lagi untuk mengenali diri dengan lebih baik. Aku mengizinkan diriku untuk merasakan berbagai macam emosi yang hadir. Aku mengizinkan diriku untuk mengakui bahwa beberapa hal menyakitkan, menyedihkan, hingga mengecewakan. Dengan begitu, aku lebih mudah memilah apa yang harus kujaga dan kulepaskan.

Aku menemukan diriku yang paling lemah, sekaligus yang paling kuat tahun ini. Kalau dinding dan benda-benda di kamarku dapat berbicara, mungkin mereka sedang mengejekku dengan lantang sekarang. Mereka menjadi saksi bisu di saat aku tetap terjaga hingga pagi menjelang, tidur hanya sebentar ketika kecemasan datang, dan lainnya.
Tuh, kan! Untung kamu enggak menyerah. Buktinya kamu bertahan sampai sekarang.
Tentu, tidak hanya terbelenggu dalam kesedihan. Ada banyak hal baik yang terjadi dan aku mensyukurinya. Pergi liburan ke luar kota bersama teman-temanku, nonton konser artis kesayangan yang kunantikan sejak beberapa tahun lalu, dan berani menciptakan peluang baru. Banyak ketakutan yang kutantang dan aku berhasil melaluinya dengan baik.

Perjalanan yang cukup ekstrem di tahun ini membuat aku paham akan banyak hal, salah satunya adalah konsep rezeki. Kalau dulu rezeki itu aku nilai sebagai uang, sekarang pandanganku jadi lebih luas. Rezeki itu dapat berupa waktu tidur yang normal, tubuh dan mental yang sehat, dan dapat menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekat.

Aku juga jadi paham, kalau apa yang sudah tertulis untuk jadi milikku, maka akan kembali padaku meski jalannya berliku. Selain itu, aku juga banyak menyadari bahwa terkadang apa yang aku inginkan itu bukan yang aku butuhkan. Aku belajar memilah dengan sadar perbedaan butuh dan ingin karena itu mempengaruhi perjalanan hidupku di depan.
Be brave and be wise, time flies, but memories stay.
Dear 2022,

Thank you very much. As long as I live, you will be the most memorable year. Despite the many good things that have happened in my life, you made me question everything until I couldn't breathe the most. However, I found myself the strongest.

I let you go. I will seal everything tightly in 2022 and throw the box and key to the bottom of the ocean. I won't let my pillow get wet in the new year just because of a song that reminds me of that wound. I will take good care of this deep wound so that it heals.

I will choose and love myself properly. Even though life will never be perfectly smooth, I will learn to be wiser and braver in the years to come so I won't live in regret. I will create many good things because time will pass, but memories will last forever.

I hope that many good things happen for me and my loved ones in this new year. May this year be filled with lots of laughter and love so that our lives will be more meaningful and colorful. Hopefully, all the good prayers that we tell will come true as time goes by.

Minggu, 02 Oktober 2022

Seventeen Be The Sun Concert in Jakarta Day 2


Sebentar. Aku mengambil nafas terlebih dahalu sebelum bercerita panjang lebar tentang perjalananku bertemu dengan Seventeen di Jakarta. Minggu, 25 September 2022 itu salah satu hari terbaik sepanjang 2022 yang rasanya terlalu campur aduk. Soalnya, aku banyak menuruni dan menanjak jalanan ekstrim yang rasanya bikin aku pengin terjun bebas saja.

Kemarin aku nonton bareng tiga teman SMA, yaitu Cici, Bunda, dan Sifa. Sejak muncul poster bahwa Seventeen akan konser di Jakarta, aku dan Sifa berencana nonton karena kita berdua adalah Carat (Cici dan Bunda masih ditahap suka). Pokoknya aku berjanji pada diri sendiri bahwa aku akan nonton yang paling mahal alias paling depan karena mau lihat pori-pori Mingyu! #SebuahMotivasi

Menguji Keberuntungan War Tiket Konser

Dibawa Mecima, ternyata pembelian tiketnya dibagi ke beberapa kategori, yaitu Weverse Member, Mecima Member, dan General Sale di Tiket.com. Sepertinya aku terasuki 'Impatient Ghost', sehingga langsung bikin membership Weverse. Oh, inikah yang disebut things we do for love? Pokoknya aku pengin beli tiket Seventeen Be The Sun Concert secepat mungkin.

Akhirnya, tiba juga waktu kritis alias harus war bersama Carat yang ada di Indonesia. Awalnya Sifa mau beli kategori Pink dengan soundcheck, tetapi berhubung aku enggak mau repot-repot standby dari pagi, aku pilih tiket kategori Pink yang biasa. Man Purposes, God Disposes, aku dapat dua tiket Blue dan Sifa enggak dapat tiket untuk Day 1.

Oh, memang kelakuan kita masuk kategori things we do for love, next day kita war lagi untuk mendapatkan kategori Pink atau apa saja yang penting kita nonton konser Seventeen. Dengan kekuatan jari Bunda, akhirnya kita dapat dua tiket Pink yang biasa untuk Day 2. Ketika General Sale, akhirnya aku berhasil war dua tiket Pink yang biasa untuk Day 2. #BernafasLega

Drama Kehidupan Sebelum Konser

Day goes by yang tentunya tidak semulus wajah ganteng Kim Mingyu, aku termasuk ke dalam kategori orang-orang yang kena PHK di kantor. Informasi ini datang H-3 konser. Berpegang pada 'Beberapa hal itu di luar kendali kita.', aku hanya fokus menyiapkan energi positif untuk bertemu Seventeen nanti. Kadang hidup memang sebercanda itu.

Atasanku sampai bingung kenapa aku enggak terlihat sedih. How could I... maksudku, aku sudah menerimanya. Soalnya, aku menangis seharian pun enggak akan mengubah keadaan, kan? Baju, aksesoris, dan tiket sudah di tangan. How can I ignore this blessing just because of something I can't handle? Sometimes we just have to accept it and move on, right?

Seventeen Be The Sun Concert in Jakarta Day 2

Sebetulnya, aku sudah bolak-balik dari Cengkareng ke BSD untuk menukarkan tiket karena tiba-tiba aku jadi 'Mbak Jastip'. Dua tiket Blue untuk Day 1 aku jual ke orang lain karena enggak aku pakai. Oh, memilih Seventeen adalah salah satu keputusan terbaik dalam hidup. Aku banyak kenal teman Carat dan kita sempat bertemu di hari pertama konser.

Lagi-lagi, things we do for love, aku lihat banyak orang menyiapkan yang terbaik untuk bertemu Seventeen. Caratbong yang didekorasi, makeup yang unik, baju sesuai dresscode atau warna resmi Seventeen, dan masih banyak lainnya. Their eyes spark love and joy. Rasanya setiap senyuman itu bilang 'Akhirnya! Sebentar lagi kita seruangan'. The wait comes to an end.

Oh, ada banyak orang yang kasih freebies! Ada yang kasih photocard, berbagai macam snack untuk nunggu antrean, koyo untuk pegal-pegal setelah konser, dan masih banyak lainnya. Sumpah! Aku happy banget dikasih freebies yang isinya snack dan koyo. Ini apa namanya kalau bukan cinta dan kasih dalam fangirling?

Btw, aku ketemu Eryl dan Kak Diza, orang-orang yang menemani aku saat nonton konser GOT7 di 2018. Dulu aku belum suka KPop dan mereka  membantu aku menghafal member GOT7, lagu apa saja yang dibawakan, dan menemani aku di holding hall. Jadi apa aku tanpa mereka? Bisa-bisa liputan waktu itu enggak bagus hasilnya.

Long story short, sekitar jam 5 sore aku, Sifa, Cici, dan Bunda masuk ke main hall. Aku sempat panik ketika konser mau mulai. Rasanya masih enggak percaya kalau aku bakal melihat mereka secara langsung untuk pertama kalinya. Aku berada di ruangan yang sama dengan jarak yang enggak begitu jauh. Aku dan Bunda pilih tempat agak belakang biar lebih jelas.

Oh, God... Joshua jadi member yang pertama kali maju ke stage paling depan. Aku speechless. Aku rasa, Carat yang baru pertama kali ke konser Seventeen juga speechless. Aku enggak mau komentar apa-apa soal penampilan Seventeen karena mereka itu terkenal sebagai 'Kings of Synchronization'. Aku cuma bisa merekam di kepala, handphone, dan bengong setelahnya.

Apalagi saat Aju Nice dan Snapshoot yang suasanya itu meriah banget! Kalau enggak lihat member joget, ya, melihat Carat yang loncat-loncatan. Jujur, lelah sekaligus happy banget joget the never ending Aju Nice. Rasanya konser selama 3,5 jam itu kurang lama. Next time boleh konser seharian, enggak? #TidakBersyukur

Pasti kalian juga sudah lihat di media sosial soal penampilan mereka, siapa yang paling tampan kalau dilihat secara langsung, siapa yang paling aktif, siapa yang paling manis senyumnya, dan lain-lain. Kalau versiku, sungguh Jeonghan setampan itu. Selama ini aku bilang kalau dia lebih ke arah cantik. Pas aku lihat aslinya... speechless.

Kalau Dino itu... how to put it into words, senyumnya manis banget. Vernon memang enggak banyak omong, tetapi kalau lagi tampil, energi dan daya pikatnya itu kuat banget. Kalau Wonwoo, dia banyak keliling tanpa banyak bicara, Mingyu sungguh enggak bisa diam, dan Scoups yang di hari kedua terlihat kelelahan saat Aju Nice. #UmurTidakBohong

Jeonghan dan The8 juga banyak keliling tanpa banyak bicara, Hoshi dan Seungkwan banyak bicara dan interaksi dengan Carat, Woozi seputih itu, Joshua banyak kasih senyum ke Carat, suaranya DK sebagus itu, dan Jun yang juga setampan itu. Sungguh, aku bingung mau fokus ke siapa karena member-nya banyak dan hampir semuanya aktif. #RekamKananKiri

Btw, ada hal kecil yang warms my heart and realizes how good Wonwoo is. Entah maksud sebenarnya apa (karena hanya dia yang tahu), tetapi aku menangkapnya sebagai kasih sayang Wonwoo ke Carat. Ada waktu saat hampir semua member ke kiri, Wonwoo ke kanan. Saat member ke kanan, Wonwoo ke kiri. Rasanya dia mau kasih tahu kalau dari sisi mana pun, Carat bisa lihat Seventeen.

See You Next Time, Seventeen!

Aku senang banget karena akhirnya bisa bertemu Seventeen dan melihat penampilan mereka secara langsung. I can't wait for the next time, for the next concert, and for the next meeting with them. Semoga kita bisa bertemu lagi di tempat yang lebih besar, di ambience yang lebih meriah, di layout panggung yang lebih keren, di seat plan yang lebih baik, dan lainnya.

Semoga di lain waktu Seventeen bekerja sama dengan promotor konser yang lebih baik, yang lebih bertanggung jawab, yang adil dalam penjualan tiket, yang informasinya jelas, yang keamanannya maksimal, yang enggak banyak drama, yang enggak menyusahkan, dan yang enggak nimbun banyak tiket. #TetapTersenyum

Apalagi, ya? Kayaknya masih banyak Carat yang terjebak di Post Concert Syndrom. Masih bingung karena 24-25 September 2022 bertemu Seventeen, tetapi Senin sudah harus bekerja lagi. Padahal Seventeen juga sudah menggelar konser di negara lain. Semoga PCS ini segera mereda dan kita bisa fokus dengan kehidupan nyata, ya!

Sembari mengumpulkan uang dan menjalani kehidupan yang penuh kejutan ini, semoga kita sehat terus, rezekinya lancar, dan tetap waras. Semoga kita bisa bertemu Seventeen lagi konser selanjutnya. Entah di Jakarta, Singapur, Bangkok, atau Seoul. Stay healthy and sane, Carat! I believe Seventeen wants to meet us in the best condition as we always pray for them!