Senin, 10 Februari 2020

Kala Hati Hilang Rasa


Saya pernah, di kala itu
Nomor satu yang selalu di sampingmu

Saya pernah, di kala itu
Paling tahu segala keluh kesahmu

Saya pernah, di kala itu
Menjadikanmu penting di hidupku

Saya pernah, di kala itu
Paling pertama untuk membelamu

Tapi waktu terus berlalu
Kau dan aku beranjak pilu

Tak ada lagi cerita satu
Rasa tak lagi utuh

Biarlah takdir memberi jawaban
Mungkin lebih baik berjauhan

Tak ada lagi perasaan
Semua telah hilang di kepiluan

Minggu, 19 Januari 2020

Rumah Impian


Punya kenalan yang ceplas-ceplos banget. Enggak disaring lagi omongannya. Suatu waktu gue bilang ke dia, "Ini kalo orangnya baperan, dia bakal sakit hati, sih, sama lo."

Jawaban dia enggak salah, sih. "Gue liat-liat dulu, bisa dibecandain apa enggak. Kalo enggak, gue gak bakal ngomong sembarangan."

Namun, bukan tentang omongan dia yang sembarangan itu yang ingin gue ceritakan hari ini. Ini soal apa yang dia ucapin dan gue setuju sama ucapannya.

"Ini nanti gue bisa punya rumah enggak, ya? Kayak, rumah, tuh, semahal itu. Gue harus punya suami yang kaya raya pokoknya, dah. Bukan, bukan enggak bisa biayain diri sendiri, bisa, tapi rumah ini kebeli enggak nanti?"

Gue enggak mau ambil pusing soal harus punya suami kaya raya. Gue mau penggal aja kalimat dia sampai soal bisa punya rumah atau enggak.

Setelah gue pikir-pikir, iya juga, ya? Kebeli enggak, ya, rumah impian gue nanti? Bisakah gue membangun rumah impian gue? Setelah hitung-hitungan gaji rata-rata lulusan baru.

Pusing, ya, kalau dipikirin. Tapi gue tetap memikirkannya.

Gue harus kerja for the rest of my life. Gue harus apa, dong, biar enggak kerja terus tapi uangnya banyak? HAHA.

Ah, dasar pikiran malam hari. Ada-ada saja.

Ngomong-ngomong, bagaimana kabarmu hari ini? Apa yang membuatmu senang?

Rabu, 01 Januari 2020

Tahun Baru, Dekade Baru


Dear self,

Terima kasih sudah berjuang di tahun 2019. Banyak pelajaran yang bisa kamu ambil. Kamu hebat! Terima kasih sudah banyak berusaha. Terima kasih sudah berani mengambil keputusan. Terima kasih sudah mau memulai untuk mencintai diri sendiri. Terima kasih sudah jujur kepada diri sendiri.

Jangan lupa untuk memikirkan diri sendiri. Selalu pertimbangkan hal baik dan buruk dalam setiap keputusan. Kamu berhak bahagia. Kamu berhak menentukan siapa yang boleh masuk ke hidupmu dan tidak. Jangan takut untuk bersikap tegas. Kamu berharga.

Semoga kamu semakin tangguh menghadapi hidup yang penuh lelucon ini. Semoga mimpi-mimpimu segera tercapai seiring berjalan waktu. Semoga kamu selalu berada di lingkar kebaikan. Semoga jalanmu semakin dimudahkan.

Semoga kamu membawa kebahagiaan. Tidak lagi mengecewakan diri sendiri dan orang lain. Semoga kamu berkembang lebih baik dan selalu bertanggung jawab atas hal-hal yang akan kamu lakukan.

Dear self, usaha tidak pernah mengkhianati hasil. Selalu lakukan yang paling baik!

Jumat, 06 Desember 2019

What Should I Do?

You can say sweet words and dump me at the same time. So, tell me how should I trust you?

You promise me a beautiful life while all you show to me is disaster. So, tell me how should I trust you?

You told me that you fall in love with me while all you do is lying behind my back. So tell me how should I trust you?

Tell me, what should I do?


Senin, 02 Desember 2019

Hi, December!

Setahun yang lalu saya tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi di tahun 2019 dan saat ini saya sudah berada di penghujung tahun yang tiga puluh hari lagi akan menjadi tahun 2020.

Ah, waktu. Seringkali cepat berlalu.

Tahun ini, apa yang tidak pernah saya bayangkan akan terjadi dalam hidup saya, terjadi. Kalau boleh saya ungkapkan, tahun ini penuh dengan kejutan yang seringkali bikin saya merenung, meski bahagia juga seringkali berkunjung.

Walau tak jarang, diri sendiri juga yang mengizinkan kejutan-kejutan itu berkunjung.

Tahun ini saya patah hati berat. Berat sekali. Hingga tangis pun tak lagi sungkan untuk unjuk diri. Saya pikir, dengan melakukan yang terbaik untuk seseorang, maka orang itu akan melakukan hal yang sama. Ternyata tidak. Terkadang saya berpikir apakah ini sebuah jawaban dari Tuhan atas tiap-tiap pertanyaan yang pernah saya ajukan?

Kecewa masih melekat di hati, yang entah kapan ia akan pergi. Semoga segera pulih.

Janji saya dengan diri sendiri pun banyak saya ingkari. Lulus tepat waktu salah satunya. Menambah satu semester untuk hidup merantau demi gelar di belakang nama. Tapi tak apa, sayang. Terima kasih telah berjuang dan menyelesaikannya.

Begitu juga sebuah keputusan yang besar yang saya ambil. Dengan segala ragu dan kekuatan dalam diri, akhirnya saya memutuskan untuk jujur kepada diri sendiri. Mengizinkan diri saya melakukan hal yang saya inginkan. Meski saya tahu, mulut-mulut manusia di belakang.

Tahun ini saya banyak menghabiskan waktu lagi dengan kawan lama, yang dulu baru akan berkumpul jika ada agenda. Ah senangnya. Menghibur hati di keseharian ketika kesepian mulai melanda.

Tepat setahun pula saya mendapat telfon bahwa nenek saya telah pergi. Masih terasa pahitnya.

Kalau beberapa tahun lalu mungkin harapan saya untuk tahun selanjutnya, ya, harus lebih baik. Ya, siapa yang tidak ingin hal yang lebih baik?

Semesta seringkali mengejutkan hati manusia yang belum siap. Membuat manusia terjaga saat tubuh dan pikiran ingin terlelap. Menggelitik hidup setiap insan dengan acap.

Kali ini doa saya adalah saya lebih kuat dan siap menghadapi lelucon-lelucon hidup selanjutnya. Begitu pun kamu. Ada aamiin di sini?

Don't forget that you are worthy. Semoga cinta hadir di setiap hari. Hati yang patah segera pulih. Kecewa segera pergi. Semesta selalu menyertai.

Selamat pagi.