“Memang kamu mau berubah jadi apa?”
“Nggak… bukan begitu.” “Terus?”
“Kayak… nggak punya kerjaan yang mentereng, jabatan yang tinggi, kayak yang lain…”
“Oh… memangnya harus jadi apa-apa, ya? Nggak boleh jadi biasa-biasa aja?”
“Soalnya, rasanya kayak ketinggalan jauh, Sa…”
“Oh… memangnya kamu diajak lomba siapa-sampai-lebih-dulu?”
“Nggak, sih…”
“Ya… terus?”
“…………”
“Kamu, tuh, lagi perang sama isi kepalamu sendiri. Dari awal juga nggak ada yang ajak kamu lomba, siapa lebih dulu sampai. Kalau kamu ikut lari bareng mereka itu, belum tentu kamu puas sama hasilnya. Tujuan kamu sama mereka belum tentu sama. Tolak ukur keberhasilannya pasti beda. Mending kamu pulang, istirahat. Bapakmu telepon dari tadi kamu bahkan nggak sadar!”