Rabu, 07 Agustus 2019

Hair Tonic NR Untuk Rambut Keringku


Hi, fellas!

Udah lama nggak nulis soal beauty-things dan kali ini aku mau review lagi soal produk perawatan rambut yang masih pakai sampai sekarang.

Jujur, aku itu orang yang punya masalah sama rambut, karena tipe rambutku itu ikal, kering, dan kusam. Aku kayaknya udah cobain berbagai macam produk buat bikin rambutku sehat. But still, i am still strugling with it.

Gapapa, namanya perawatan itu rutinitas, bukan sesuatu yang instant, 'kan?

Jujur, aku iri banget sama orang yang cukup keramas pakai shampo dan rambutnya bagus-bagus aja, atau rutin banget cat rambut, tapi rambutnya sehat-sehat aja. Sedangkan aku nggak bisa banget kalau nggak pakai kondisioner dan vitamin rambut. Apalagi mewarnai rambut, skip dulu, deh.

But lately, lagi ngerasa ada perubahan di rambut aku, sedangkan aku nggak nambahin apapun selain hair tonic dari NR ini. Biasanya kalau nyisir rambut itu pasti, deh, berasa kasarnya atau nyangkut di ujung rambut. Aku merasa rambutku itu much better setelah rutin pakai hair tonic. Kering dan kusamnya berasa banget berkurangnya. Ah, i love this product dan wanginya itu super seger berasa baru keluar dari salon.

Sayangnya botol NR ini dari kaca dan besar, jadi kurang friendly kalau buat dibawa ke mana-mana. Harganya sekitar Rp73.000 untuk ukuran 200ml. Cukup affordable menurutku karena bisa dipakai untuk beberapa bulan. Sebetulnya ada dua macam hair tonic dari NR ini dan aku pakai yang Daily Nourishment for Hair and Scalp.

How i use this?

Jadi, aku itu keramas dua hari atau tiga hari sekali dengan step berikut:
1. Shampo
2. Kondisioner / Masker (seminggu sekali)
3. Hair Tonic (saat rambut masih agak basah)
4. Vitamin (setelah rambut agak kering)

Nah, itu dia review singkat dari pengalamanku pakai hair tonic dari NR. Semoga membantu!

Sabtu, 27 Juli 2019

Kompetisi

Setelah itu saya sadar
Tujuan setiap manusia itu berbeda

Saya butuh ini
Kamu butuh itu
Mereka butuh yang lain

Tak ada yang salah
Tak ada yang benar
Semua soal kebutuhan

Bukan tentang siapa yang paling hebat
Bukan tentang siapa yang paling berkilau
Karena hidup bukan tentang kompetisi

Jumat, 26 Juli 2019

02:36

Pada akhirnya kita akan sendiri
Satu per satu meninggalkan pergi
Meski diri tak siap sepi
Harus tetap dihadapi

Rasanya, 'selamanya' itu terlalu angkuh
Selesai mengerjakan yang satu
Pergi lagi untuk mencari yang baru

Tak bisakah kita lebih lama lagi?
Sampai sunyi menemani?
Sampai suara tak lagi berbunyi?
Sampai malam menyelimuti?

Rasa hati tak menentu
Gundah dan sedih kian menyatu
Tak bisakah kita hentikan waktu?

Semoga terang dan senang jalanmu
Mendapatkan yang kau mau
Seperti yang kita impikan di kala itu

Rabu, 24 Juli 2019

A love?

A love?

A love that these days hurt me so much
A love that makes me cry every single night
A love that full of lie
A love who is unfaithful
A love who breaks my heart into pieces
A love who makes me disappointed
A love who never wants to learn to be better

How dare you to call it love?

It's bullshit.

Minggu, 16 Juni 2019

Middle of The Night

Mungkin ini akan menjadi tulisan paling random yang pernah saya buat.

Sepertinya sampai saat ini saya masih menjadi orang yang langsung memikirkan kemungkinan terburuk dari sesuatu. Kalau kata teman saya, ketika ketika selalu seperti itu, kita tidak akan pernah menikmati sesuatu. Saya rasa teman saya ada benarnya. Tapi hingga saat ini saya tetap melakukan itu; memikirkan kemungkinan terburuk.

Baru-baru ini saya membaca cerita seseorang tentang manfaatnya memikirkan kemungkinan terburuk; ada hati yang dipersiapkan untuk sebuah kecewa dan apabila itu datang, kita bisa ikhlas lebih cepat.

Ikhlas. Something that really hard to do.

Tentang harapan, saya juga percaya tentang harapan. Saya percaya hal di sekeliling kita bisa mendengarkan dan merasakan harapan-harapan itu. Namun belakangan ini ada hal yang mengganggu pikiran saya; berharap dengan manusia.

Seringkali kita mendengar untuk tidak banyak berharap dengan orang lain, karena orang yang bisa kita harapkan pada akhirnya ialah diri sendiri. 

I couldn't agree more

Belakangan ini saya menyimpulkan kalau memang kita harus siap menerima kenyataan pahit jika berharap dengan manusia. Hingga akhirnya saya sadar, berharap dengan manusia sama seperti berharap agar ular tidak mematuk kita hanya karena kita tidak mematuknya.

Saya percaya pada kemungkinan-kemungkinan kecil dalam hidup. Saya juga percaya bahwa pikiran adalah salah satu sumber kekuatan yang nyata. Mari kita pikirkan hal-hal baik dalam hidup ini.