Minggu, 16 Juni 2019

Middle of The Night

Mungkin ini akan menjadi tulisan paling random yang pernah saya buat.

Sepertinya sampai saat ini saya masih menjadi orang yang langsung memikirkan kemungkinan terburuk dari sesuatu. Kalau kata teman saya, ketika ketika selalu seperti itu, kita tidak akan pernah menikmati sesuatu. Saya rasa teman saya ada benarnya. Tapi hingga saat ini saya tetap melakukan itu; memikirkan kemungkinan terburuk.

Baru-baru ini saya membaca cerita seseorang tentang manfaatnya memikirkan kemungkinan terburuk; ada hati yang dipersiapkan untuk sebuah kecewa dan apabila itu datang, kita bisa ikhlas lebih cepat.

Ikhlas. Something that really hard to do.

Tentang harapan, saya juga percaya tentang harapan. Saya percaya hal di sekeliling kita bisa mendengarkan dan merasakan harapan-harapan itu. Namun belakangan ini ada hal yang mengganggu pikiran saya; berharap dengan manusia.

Seringkali kita mendengar untuk tidak banyak berharap dengan orang lain, karena orang yang bisa kita harapkan pada akhirnya ialah diri sendiri. 

I couldn't agree more

Belakangan ini saya menyimpulkan kalau memang kita harus siap menerima kenyataan pahit jika berharap dengan manusia. Hingga akhirnya saya sadar, berharap dengan manusia sama seperti berharap agar ular tidak mematuk kita hanya karena kita tidak mematuknya.

Saya percaya pada kemungkinan-kemungkinan kecil dalam hidup. Saya juga percaya bahwa pikiran adalah salah satu sumber kekuatan yang nyata. Mari kita pikirkan hal-hal baik dalam hidup ini.