Senin, 19 Oktober 2020

Mimpi dan Angan

Bukankah ini begitu indah?
Menghabiskan waktu dengan penuh makna
Sarat akan cerita cinta

Semua selalu berarti
Hati tak kenal lagi sepi
Penuh dengan tujuan yang pasti

Bukankah ini begitu indah?
Bersama selalu utuh tiada dua
Mengisi kekosongan di relung jiwa
Melukis rencana akan cita-cita
Ah, indahnya

Lengah menyalip di sempitnya jarak
Indah bayangan cepat terkoyak
Oh, terlelap begitu lama
Mimpi panjang yang memberi asa

Hingga khayal dan angan menerpa
Tersadar akan nyata
Indah tak lagi menyapa
Kekosongan kian nyata
Minim makna dan cinta

Senin, 12 Oktober 2020

DAY 30: Write About What Do You Feel When You Write

Akhirnya, selesai juga tantangan ini. Enggak menyangka kalau gue bisa konsisten menulis selama 30 hari, meskipun ada satu atau dua tulisan yang enggak lebih dari 10 kata. Enggak masalah, itu salah satu perasaan gue saat menulis; stuck.

Ternyata, gue bisa bercerita selama 30 hari penuh dan gue punya waktu untuk menulis setiap hari kalau memang diluangkan. Padahal kalau enggak ikut tantangan, gue selalu punya alasan untuk menunda.

Sejujurnya gue senang, sih. Meski terkadang gue enggak tahu harus merangkai kata segimana lagi. Gue tambah senang ketika berhasil merangkai kata atau menemukan diksi baru. Enggak selalu to the point.

Ah, gue kagum sama penulis fiksi. Jujur. Bagaimana mereka merangkai kata dan menggambarkan keadaan tanpa menyebutkannya. Kalau gue, lebih sering langsung ke inti cerita. Huh.

Enggak masalah, ayo berlatih lebih keras, Felly.

Di sisi lain, mungkin gue harus sering mencari topik referensi. Biar lebih terarah dan konsisten menulis. Pun harus banyak membaca, ya. Biar banyak referensi pemilihan kata.

Minggu, 11 Oktober 2020

DAY 28: My Goals For The Future

I don't know is the honest answer that I have.

Gue enggak pernah kepikiran soal cita-cita atau masa depan. Terakhir gue berani bilang gue mau jadi apa itu pas sd dan smp. Jawabannya adalah pramugari dan penulis. Oke, pramugari gue coret mengingat gue enggak seantusias itu dan minus mata gue sudah mencapai 4.

Penulis? Gue lagi melakukan ini, sih, tetapi belum spesfik mau jadi penulis seperti apa nantinya.

Ketika gue sma, gue enggak pernah kepikiran sama sekali soal masa depan. Random aja rasanya. Waktu kuliah, gue mulai memikirkan kembali, mau jadi apa gue nanti atau setidaknya, rencana apa saja yang sudah gue susun untuk memiliki kehidupan yang layak dan bermakna?

Kadang, gue merasa masa depan itu omong kosong. Enggak jarang juga bikin gue ketakutan. Meski sesekali indah untuk dibayangkan.

Kalau gue pikirkan, rasanya abu-abu atau karena gue enggak punya ambisi yang tinggi, ya? Enggak, deh! Mimpi gue banyak bahkan cenderung ketinggian. Namun, selama gratis, kenapa enggak?! Siapa tahu banyak di antaranya itu rezeki gue. #anaknyapositif

Daripada gue menuliskan sesuatu yang seringkali masih berubah-ubah. Gue mau menulis pengingat untuk diri sendiri aja, ya!

Hi, mungkin kita belum bertemu atau sebagian sudah kita lalui bersama. Buatku, kamu itu seringkali menakutkan, tetapi membayangkan bagaimana bentukmu kelak itu salah satu kegiatan yang kusuka.

Aku enggak mau menjabarkan di sini apa saja yang aku harapkan darimu, tetapi semoga semua berjalan sesuai rencana, ya? Meski seringkali banyak hal terjadi di luar dugaan.

Semoga pertemuan kita nanti berhasil membuatku menaruh centang di setiap daftar dalam buku catatan yang kupunya.

Akhir-akhir ini lingkungan menunjukkan, kalau bertemu denganmu di bawah usia 30 tahun adalah sebuah kesuksesan. Ah, ini sebuah tekanan sejujurnya. Padahal, bertemu denganmu kapan pun seharusnya tidak menjadi masalah, kan, selama aku terus mengusahakan dan mendoakan?

Semoga kita bertemu secepatnya, ya. Aku pun harus tetap ingat, hidup itu perihal terus bergerak, agar aku tak lama terlena jika bertemu denganmu kelak. Aku, akan berusaha menyusun dan mengusahakan yang terbaik agar kita pantas untuk bertemu.

Sabtu, 10 Oktober 2020

DAY 28: Write About Loving Someone

Sebaiknya gue meminta maaf kalau tulisan ini membuat kalian merinding disko. Kenapa, ya, beberapa tema tantangan ingin membuat gue berpikir keras. Hari ini contohnya. Bagaimana gue harus memulai dan apa yang harus gue tuangkan?

Write about loving someone, yang entah apa makna dari kata mencintai. Coba gue telisik sebentar, apa saja yang pernah gue rasakan selama jatuh cinta. Tunggu, ini bukan hanya soal pasangan, tetapi cinta gue terhadap orang-orang di sekeliling.

Ketika kita mencintai seseorang, rasanya perut penuh dengan sesuatu yang membuat sudut bibir terangkat tinggi. Ya, tentu, jatuh cinta enggak selalu manis.

Jatuh cinta itu juga mengizinkan seseorang menembus sesuatu dalam diri. Entah toleransi yang tinggi, kepercayaan yang penuh, atau harap yang kian menjulang. Padahal, riskonya besar; sakit hati dan kecewa.

Orang terdekat, kan, memang berisiko untuk menyakiti kita lebih kejam. Oh, tetapi gue tidak ingin skeptis banyak-banyak. Jatuh cinta pun mengajarkan gue untuk membagi rasa, agar senang bisa menular dan keterpurukan tidak banyak memberatkan.

Punya cinta untuk orang lain itu seringkali membuat kita melakukan sesuatu yang mungkin sebelumnya enggak kita lakukan. Menunggu, misalnya.

Ngaku! Siapa yang malas menunggu, tetapi kalau pacar yang lama ini-itunya tetap dimaafkan?! Atau jauh-jauh naik kendaraan umum demi bertemu sahabat?! Siapa yang khawatir kalau adik atau kakaknya belum pulang padahal kerjaannya bertengkar terus setiap hari?

Ya, kira-kira begitulah mencintai seseorang.

Jumat, 09 Oktober 2020

DAY 27: Someone Who Inspires Me

Gue paling enggak bisa, nih, kalau harus pilih seseorang sebagai insipirasi. Soalnya gue sudah menanamkan sejak dini kalau gue bisa belajar dari mana aja, jadi enggak akan hanya ada satu orang atau satu kejadian.

Gue akan buat bagian ini menjadi kumpulan dari sifat seseorang dengan satu inti. Seseorang yang tahu apa yang dirinya mau. Orang-orang dengan sifat ini sunggu menginspirasi gue, yang takut untuk melakukan perubahan dan sesuatu yang baru.

Gue, gue selalu tahu apa yang gue mau. Hanya saja, gue selalu takut memulai. Takut gagal. Padahal, mencoba aja belum. Pengecut banget, enggak, sih?

Gue punya beberapa teman yang ambisius. Selalu tahu apa yang dia mau dan apa yang enggak diperlukan dalam hidupnya. Mereka ini selalu gigih dan giat untuk mencapai itu. Dari mereka, gue belajar untuk tahu apa yang mau gue lakukan dalam beberapa waktu ke depan dan merencanakan prosesnya dengan baik. Biar hasilnya maksimal, enggak setengah-setengah.

Mereka juga mengajarkan gue untuk punya beberapa pilihan, biar kalau yang satu gagal, masih banyak pilihan lainnya. Enggak perlu terlalu lama pusing. Cepat fokus ke hal baru.

Ini enggak hanya teman, sih. Gue pengin sebut nama ini, Jackson GOT7, Kim Mingyu dan Xu Minghao Seventeen, inspired me lately. Jack dan Mingyu si pekerja keras, Hao yang suka mengeksplor hal baru.

Gue belajar dari mereka kalau enggak ada kata terlambat untuk belajar hal baru, seperti fotografi atau melukis. Enggak ada salahnya untuk baru memulai sesuatu di usia 20-an. Terkadang ini jadi boundaries tersendiri untuk gue memulai hal baru. Padahal enggak masalah, kalau gue tertarik dengan sesuatu, mau berapapun usia gue nanti.