"I haven't discussed this with anyone because I don't really know how to start. All I know is that I feel weird these past few days."
Kalimat di atas adalah gambaran yang terjadi dengan diri gue saat ini. Entah kenapa gue merasa ada sesuatu yang salah ketika gue sendiri tidak tahu apa yang sedang salah. Rasanya ingin memperbaiki sesuatu yang rusak padahal gue pun tidak tahu apa yang rusak. Bingung? Ya, itu yang gue rasakan sekarang.
Gue takut apa yang sudah gue usahakan beberapa tahun belakangan itu menjadi berantakan. Padahal selama ini gue mencoba untuk menjaganya untuk stay in place. Gue pikir semua akan baik-baik saja, tetapi ternyata bermain dengan perasaan itu tidak mudah. Banyak godaannya. Banyak pertimbangannya. Banyak konsekuensinya.
Sialnya lagi, ketika akal sehat sudah mengambil perannya, perasaan tersebut seringkali terasa salah. Apalagi kalau harus memilih kedamaian atau melakukan yang seharusnya. Semua tambah runyam ketika hal yang seharusnya itu mengganggu kedamaian yang sudah ada. Kedamaian yang sudah lama dibangun dan ternyata banyak janggalnya.
Memang, ya, habit dies hard. Apalagi kalau keadaan mendukung untuk terus melakukan kebiasaan tersebut. Sayangnya, tidak semua kebiasaan itu baik dan tidak semua orang bisa memaklumi. Gue pun khawatir, dia yang sudah lama tertidur, ternyata terusik. Lalu meneriaki gue kalau terus menjaga sesuatu untuk selalu di tempatnya bisa menjadi bom waktu.
Dengan terusiknya dia dari tidur panjangnya, gue takut dia benar-benar bangun dan ikut mengambil peran. Lalu memporak-porandakan semua yang sudah gue usahakan. Gue tambah takut kalau hal yang berantakan ini tidak bisa diperbaiki lagi atau meskipun bisa, tidak akan pernah sama. Skenario terburuk pun menari-nari seenaknya di kepala.
It takes two to tango. Pura-pura semuanya baik-baik saja, gue yang gelisah. Mencoba mengubah suatu kebiasaan, risiko berantakannya besar. Gue cuma berharap, apa-apa yang entah apa namanya ini cepat berlalu. Agar si dia tidak perlu bangun dan ikut mengambil peran. Rasanya pun gue tidak pernah siap menghadapi kerunyaman.