Senin, 23 Agustus 2021

Unrelease

To the long who I miss
To the long sentences, I never finish
To the night full of wishes
To the feeling, I never release
To the park full of red roses

You live rent-free in my mind and my heart
But you and I must be apart
This head is just like a museum of art
Full of our creation in a dark night
and in a day full of sparkling light

How to release the pain as it should be?
The pain that still haunts me freely
How could I close the only door that makes me happy?
I wish I knew how to let go of this memory
May I wish our love become endlessly?

Sabtu, 14 Agustus 2021

Sebuah Pertanyaan

Dalam berisiknya keheningan, aku selalu bertanya pada gelap, 'Apa cerita ini memang benar-benar sudah berakhir? Apa sudah harus kububuhi tanda titik di akhir kalimatnya?'. Sial. Malamku seringkali tidak tenang karena ini.

Apa masih ada lembar kosong di halaman selanjutnya? Apa masih ada kesempatan untuk menggores kata, kalimat, dan untaian paragraf lainnya? Atau jangan-jangan, memang sudah harus kututup dan simpan buku ini?

Ah, andai saja aku bisa menemukan jawabannya. Keraguan selalu menyelimuti. Ketakutan selalu menghantui. Frasa 'Kalau saja waktu itu...' terngiang-ngiang di kepala. Aku harus apa? Tak bisakah kau membantuku, malam?

Jumat, 13 Agustus 2021

Puisi Suaramu Jalan Pulang yang Kukenali - Adimas Immanuel

Agak berbeda dari tulisan gue yang lainnya tentang buku. Hari ini gue mau sharing tanpa review panjang soal kumpulan puisi, prosa, dan sajak karya Adimas Immanuel. Gue mau sharing beberapa bagian dari tulisan-tulisannya yang gue suka.

Ini karya pertama Adimas Immanuel yang gue baca. Long story short, gue suka banget sama rangkaian kata yang dia buat. Beberapa kali gue tersenyum atas kalimat-kalimatnya. Dan menurut gue, setiap pembaca bisa menafsirkan banyak makna.

Suaramu Jalan Pulang yang Kukenali

Rute

Mulai menganggapmu rumah
berarti menguji diri sendiri
untuk menghafal rute pulang.

Kerontang

Demi tumbuhnya debar, trauma tak kubiarkan mengakar.
Mengairi kembali jantungmu, mengairi denyut yang sita
ingatanku,
kugarit tanah-tanah lekang, retakan dosa sisa perburuan.

Jembar Latar 

Siapa tahu hari kau akan datang
membawa serta sekuntum hujan,
agar usailah kemarau panjang
dalam jiwa kerontang ini.

Pohon-Pohon Kelana

Manusia adalah pengelana di pikiran manusia lain
meski hati menegaskan ia bukan pejalan jauh yang baik.

Nanti jika habis tubuhmu dan tak ada yang bisa
dibanggakan dari buahmu, kau baru mengingatku
sebagai tangkai daun yang tetap mencintaimu.

Musim Bermukim

cepat atau lambat
gedung-gedung bertingkat
akan rubuh seperti kita
setelah kau
tak jadi fondasiku,
setelah engselku
lepas dari pilar tubuhmu.

Sebelum Malam Susut

Sebelum malam susut dari kedua alis matamu, aku tetap niatkan
menawan sejumlah peristiwa yang terus kausangkal, sebab
perjuangan harusnya menjadi sakral jika kau tak diajari berkhianat
oleh remah-remah roti yang melemahkan keteguhan perutmu.

Gelandangan

Tuhan hidup menggelandang
dalam tubuh yang dibangun
dari pesta pora. 
  • Judul Buku : Suaramu Jalan Pulang yang Kukenali
  • Penulis : Adimas Immanuel
  • ISBN : 978-602-06-3503-3
  • Penerbit : Gramedia Pustaka
  • Halaman : 108
Image: Gramedia