Minggu, 13 September 2020

DAY 1: Describe Your Personality

Foto: Pixabay

Banteng adalah simbol untuk waktu kelahiran gue. Jadi, kalau menurut zodiak, gue adalah orang yang teguh pendirian alias keras kepala. Kalau buat gue, ini bukan sekedar keras kepala, tetapi argumentasi yang orang lain berikan harus lebih masuk akal dari apa yang sudah gue pikirkan. Seringnya, orang lain enggak bisa mengubah pandangan gue terhadap sesuatu.

Waktu usia gue remaja, teman gue pernah mengirim pesan ke orang tua gue untuk menasihati gue agar enggak bicara sembarangan. Menurutnya, gue terlalu jujur. Sejak itu gue sadar, itu bukan hanya kalimat atau kata-kata yang gue pilih, tetapi juga cara gue berkomunikasi.

Pesan dari teman gue tetap enggak menghentikan gue untuk jujur ketika dimintai pendapat, tetapi mengubah cara gue menyampaikannya. Oh, iya, gue pikir hal ini menghentikan orang lain untuk meminta pendapat gue, tetapi beberapa orang memang butuh ditampar oleh kenyataan lewat mulut ini. *lol*

Sifat keras kepala ini membuat gue selalu berpikir logis. Gue enggak peduli kalau itu menyakitkan selama itu benar dan masuk akal. Oh, tenang, ini gue di sekian tahun lalu. Ya, mungkin masih ada sisanya saat ini. *lol*

Sekarang gue sadar kenapa Tuhan juga menciptakan hati. Meskipun sering membuat pemiliknya gundah karena bingung harus memilih yang mana. Ya, karena hidup memang tidak sehitam putih itu. Banyak warna yang ikut berperan. Enggak semua hal harus di koreksi dengan isi kepala. Banyak hal yang butuh dilihat dengan nurani.

Namun, pikiran logis ini bisa membawa gue untuk selalu berada di tengah. Gue selalu berusaha untuk memberikan orang lain kesempatan untuk menjelaskan dan mengizinkan diri gue untuk mendengarkan. Gue harus tahu apa alasan orang lain melakukan sesuatu. Mungkin ada faktor yang harus gue pahami, kejadian tidak terduga yang datang, atau kebohongan yang orang lain simpan. Jadi, gue bisa menimbang-nimbang di sana.

Gue selalu senang untuk berkomunikasi langsung dengan orang lain. Mendengarkan cerita atau pandangan mereka terhadap sesuatu. Bertukar pikiran mulai dari hal kecil hingga serius. Enggak terlalu sulit untuk gue memulai dan membangun percakapan.

Apakah gue takut kalau sendirian? Ya, enggak. Cuma gue merasa mendapat energi tambahan kalau ada orang di sekitar gue. Anyway, orang selalu segan dengan gue saat pertama kali bertemu. Menurut mereka, gue itu galak karena muka gue yang judes. Babe, i am really sorry for my resting bitch face. Kalau sudah kenal gue juga paham kalau sebenarnya gue itu cukup cerewet.

Orang juga mengira gue itu cuek. Apalagi kalau harus menghadapi teman yang sedang sedih. Gue seringkali enggak tahu bagaimana menunjukkan afeksi gue ke mereka. Gue pribadi enggak suka skinship dan enggak mungkin juga memberikan pendapat yang enggak diminta. Maka diam saja sampai mereka tenang adalah jalan ninjaku.

Namun, kalau kalian butuh orang yang bisa dihubungi kapan pun terutama di sepertiga malam saat gundah menyerang, kontak gue adalah jawabannya.

Percaya enggak kalau gue bilang sebenarnya gue itu cengeng dan perasa? Gue mudah banget untuk nangis akan hal-hal kecil. That's why I hate it when I see sad things. I hate looking weak and when I cry, I'm ugly.

Sebagai orang Jakarta yang menggunakan lo - gue, gue malah suka ketika gue bisa menggunakan aku -  kamu saat berbicara dengan orang lain. Namun, dengan ekspresi muka yang galak ini, membuat banyak orang protes kalau gue bersikap lembut dan manis. Dasar kalian!

Kadang gue berpikir kalau gue enggak bisa punya hubungan yang lama dengan orang lain. Namun, setelah gue lihat-lihat ke belakang, i have been maintaining my relationship and friendship for over seven years. I am really growing up with them. Mulai dari main di Cengkareng dan sekitarnya, sampai ke luar kota. Wow, tahan juga, ya, orang-orang sama gue.

Kalau kata orang, semakin tua, pertemanan itu semakin sempit. Kalau di kepala gue, selama gue bisa membangun hubungan baik dengan orang lain, kenapa enggak? Gue selalu mengusahakan yang terbaik kalau gue punya hubungan. Bahasa kerennya, sih, keep in touch. But, once you cross the line, goodbye. I don't like having enemies, so let's be strangers again.

Anyway, gue suka terlibat dalam proses perencanaan. Seru aja rasanya menyusun rencana, keuangan, dan hal mendetail lainnya. Waktu gue ke Bandung tiga tahun lalu, gue dan beberapa teman lainnya menjadi pengurus dadakan. Mulai dari pesan tiket, pilih tempat wisata, pilih penginapan, hingga bayar jajanan. Seru rasanya tahu proses sesuatu, tuh!

Gue selalu tahu apa yang gue mau dalam hidup. Meskipun kenyataan sering menghampiri dengan pahit. Hal yang membuat gue sadar tentang hal ini adalah saat gue pernah bercitra-cita ingin menjadi penulis, memilih jurusan sekolah, dan universitas.

Sayangnya, gue tidak memikirkan dengan detail dan percaya diri ingin menjadi penulis apa. Meskipun begitu, puluhan artikel online di beberapa blog besar dan majalah remaja, tercantum nama gue. Oh, iya. Waktu sekolah gue menanamkan di kepala dengan kuat kalau gue akan memilih jurusan Bahasa dan akan memilih Universitas Brawijaya. Fyi, gue sudah ditawarkan masuk jurusan lain karena Bahasa dianggap untuk anak-anak tidak pintar dan gue pun dilarang keluarga untuk merantau. But I did it!

Namun, sebagai orang yang suka perencanaan dan stabilitas, perubahan mendadak cukup membuat sakit kepala dan cemas. Padahal banyak perubahan yang sebenarnya membawa kebaikan, kan? Semoga gue selalu bisa mengenal diri gue dengan baik dan terus belajar untuk memperbaikinya.

Menurut kalian, seberapa tepat penjelasan di atas dengan Felly versi kalian? xoxo.

Sabtu, 12 September 2020

Review: Snail Truecica Miracle Repair Serum by Some By Mi

Snail Truecia Miracle Repair Serum by Some By MI

Kali ini aku ingin bercerita soal serum yang belakangan ini sedang aku pakai. Aku sudah pakai serum dari Some By Mi ini sekitar 2 minggu.

Apa aja, sih, yang aku rasakan setelah pakai serum ini secara rutin?

Pertama, aku mau membahas soal kondisi kulitku. Kulitku itu berminyak, pori-pori sedikit besar, ada bekas jerawat, dan warna kulit yang tidak merata terutama bagian dahi.

Serum Snail Truecica ini berukuran 50 ml dengan kemasan berwarna merah yang simple dan praktis. Serum ini mengandung 890.000 ppm Black Snail Truecica Complek yang berkhasiat untuk melembabkan dan membantu menghaluskan tekstur kulit.

Sebelum melihat hasilnya, tentu aku ingin tahu terlebih dahulu apakah aku cocok dengan produk ini. Caraku adalah dengan hanya menggunakan serum ini setelah mencuci wajah saat malam hari.

Kulitku itu cepat bereaksi terhadap suatu produk. Voilà ! Ternyata enggak timbul jerawat di kulit wajahku.

Setelah membersihkan wajah dengan micellar water & facial wash, aku aplikasikan Snail Truecica. Aku hanya pakai 1 pump untuk seluruh wajah.

Kesan pertama yang aku rasakan saat pakai serum ini adalah wanginya seperti obat herbal, teksturnya cair namun sedikit lengket, dan cepat meresap di kulit. Hal pertama yang sangat terasa di pagi hari setelah pakai Snail Truecica adalah tidak ada minyak berlebih. I'm surprised! Iya, saat itu aku pakai serum ini tanpa tambahan produk lain.

Setelah 2 minggu lebih pakai Snail Truecica, selain minyak yang sangat terkontrol, terasa kalau warna kulit merata dan tentu bekas jerawat memudar. Wajah jauh lebih halus. Namun, untuk pori-pori tidak ada perubahan yang signifikan.

For your information, adik aku juga pakai serum ini. Kondisi kulit dia adalah berminyak dan bruntusan. Menurutnya, wajah dia jadi tidak terlalu berminyak dan beruntusannya berkurang.

Kesimpulan dari pemakaian rutin selama hampir dua minggu buatku dan adikku adalah Snail Truecica sangat membantu mengontrol minyak di wajah, meratakan warna kulit, dan mengurangi beruntusan.

Kalau ditanya apa kurangnya dari produk ini? Jujur, harganya cukup mahal karena di atas Rp300.000 (Official store Some By Me Indonesia di Shopee). Tetapi banyak juga yang jual di bawah harga itu. Belanja itu emang harus pintar-pintar mencari online shop yang murah dan terpercaya, ya!

Itu dia review Snail Truecica Miracle Repair Serum by Some By Mi dari aku. Secara keseluruhan, aku suka sama produk ini!

Review Drama Korea Crash Landing on You

Review Drama Crash Landing on You

Hi! Ini pertama kalinya aku menulis soal film yang aku sudah tonton. Sebelumnya aku merasa takut karena takut sok tahu soal dunia perfilman. Padahal, pada akhirnya penonton berhak mengambil kesimpulan dan berkomentar atas film yang sudah ditontonnya.

Ya, sudah. Mari dimulai saja review serial Crash Landing on You dari aku.

Serial ini berjumlah 16 episode dan bisa ditonton di Netflix. Crash Landing on You disutradarai oleh Lee Jeong-hyo. Serial drama romantis ini dibintangi aktor & aktris ternama. Pemeran utamanya adalah Hyun Bin sebagai Ri Jung Hyuk, seorang perwira tinggi di Korea Utara dan Son Ye Jin sebagai Yoon Se Ri, sebagai anak konglomerat di Korea Selatan.

Singkatnya, Yoon Se Ri punya bisnis yang sangat sukses, yaitu Seri’s Choice. Saat itu dia ingin mencoba produk terbarunya dengan main paralayang. Sayangnya, meski sudah diperingati manajernya, bahwa cuaca saat itu buruk, Yoon Se Ri tetap ingin melakukannya.

Angin kencang membawa Yoon Se Ri mendarat di Korea Utara, yang saat itu Kapten Ri sedang bertugas di area Yoon Seri mendarat. Dari sinilah benih-benih cinta mulai tumbuh.

Seharusnya, Kapten Ri melaporkan tentang keberadaan Yoon Se Ri, tetapi dia memutuskan untuk menyembunyikan hal itu. Tentu semua tidak berjalan mulus. Banyak tantangan yang mereka harus hadapi saat ingin memulangkan Yoon Se Ri ke Korea Selatan.

FYI, Kapten Ri adalah seorang pianis yang sekolah di Swiss. Kakaknya juga seorang perwira. Namun, kakaknya meninggal dan membuat Kapten Ri pulang ke Korea Utara dan menjadi seorang perwira, mengubur dalam-dalam mimpinya.

Harus menghadapi kenyataan bahwa kakak tersayangnya meninggal, Kapten Ri bertekad untuk hidup dengan perasaan yang datar, meskipun sebenarnya dia memiliki seorang tunangan bernama Seo Dan, yang diperankan oleh Seo Ji-hye.

Saat di Swiss pun ternyata Yoon Se Ri dan Kapten Ri pernah bertemu, namun tak ada yang saling menyadari soal itu. Kehadiran Yoon Se Ri di Korea Utara mengubah segalanya. Rasanya, Yoon Se Ri dan Kapten Ri memang sudah ditakdirkan untuk bersama, apapun yang terjadi, mereka bersatu kembali.

Sudah, ya, jangan banyak-banyak spoiler-nya. Kalian harus nonton langsung!

Buatku, jalan cerita tentang Crash Landing on You ini cukup ringan. Drama romantis yang mengisahkan sepasang manusia yang saling jatuh cinta namun terhalang oleh negara.

Selain itu, drama ini juga berkaitan dengan keluarga kaya raya dengan perusahaan dan hak warisnya. Banyak, bukan, jalan cerita seperti ini? Serial ini mengambil latar tempat di Korea Selatan, Swiss, dan Mongolia. Soal gambar dan latar tempat, tidak perlu diragukan lagi.

Akting para aktor dan aktris? Wah! Patut diacungi jempol! Meskipun cerita cukup sederhana dan jalan ceritanya mudah ditebak, akting para aktor dan aktris sukses membuat aku terhanyut suasana. Saat adegan romantis, sukses bikin aku malu-malu sendiri. Saat adegan kocak dan canggung, sukses bikin aku ikutan tertawa. Saat adegan haru, sukses juga bikin aku ikutan menangis.

Hal-hal tersirat yang sebenarnya ingin aku bahas dari serial Crash Landing on You ini adalah gambaran betapa enak dan mudahnya hidup kalau kita kaya raya. Banyak hal yang seharusnya tidak bisa dilakukan, jadi bisa dilakukan.

Bagaimana enak dan mudahnya hidup kalau kita memiliki power. Bisa mengatur hal-hal yang tidak seharusnya dilakukan, jadi bisa dilakukan.

Semua pasti setuju bahwa ketampanan Kapten Ri sungguh memikat hati. Ia tinggal di komplek militer di Korea Utara dan membuat banyak ibu-ibu berbondong-bondong mencari perhatiannya dengan membawa makanan untuk Kapten Ri.

Suatu ketika, Kapten Ri memutuskan untuk pergi ke Swiss lagi dan posisinya diganti oleh bawahannya, yang boleh dikatakan tidak setampan Kapten Ri. Ibu-ibu di komplek itu kecewa dan tak berniat untuk berbaik hati ke kapten yang baru.

Menurutku, ada hal tersirat di sana yang seolah berkata bahwa ketika kamu tampan dan cantik, orang akan menyukaimu dan punya toleransi yang tinggi untukmu.

Seringkali hal ini terjadi di sekitar kita. “Untung dia cakep…”

Ada satu hal menarik buatku dari serial ini. Pertunangan Kapten Ri dan Seo Dan dibatalkan. Seo Dan memutuskan untuk tidak menikah. Apa, ya, yang terjadi kalau perempuan di Indonesia secara gamblang memutuskan hal ini?

Di sini, Ibunya Seo Dan menghargai pilihan Seo Dan untuk itu. Mendukung Seo Dan untuk hidup sesuai dengan keinginannya. Ah, hangatnya hatiku.

Oh, iya. Bicara soal ibu, di serial Crash Landing on You ini juga ditunjukkan bagaimana pada akhirnya orang tua (kebanyakan) akan khawatir tentang kondisi anaknya. Di serial ini lebih banyak ditunjukkan bahwa orang tua yang paling khawatir terhadap anak-anaknya adalah ibu. Woah, banyak sedih dan harunya di adegan-adegan yang berkaitan dengan sosok ibu.

Kesimpulannya adalah aku sangat suka dan menikmati serial drama Crash Landing on You. Jalan cerita yang ringan dengan akting para aktor dan aktris yang ciamik, bikin cerita jadi seru! Is it worth to watch? Kalau kamu suka drama romantis dan ringan, tentu wajib nonton serial drama Crash Landing on You!

Minggu, 06 September 2020

Piknik di Taman Tabebuya Jakarta Selatan & Curahan Hati Manusia

Piknik Ala-ala di Taman Tabebuya

Di Sabtu siang menjelang sore ini gue mencoba untuk produktif dengan memaksa diri untuk membuka laptop dan menulis kalimat ini. Gue ingin menceritakan pengalaman piknik ala-ala di Taman Tabebuya untuk pertama kalinya dalam hidup ini. Omg, where have you been, Felly?

Kalian pasti tahu, kan, piknik ala-ala yang banyak orang-orang lakukan dan posting di Instagram atau Pinterest? Akhirnya gue melakukan hal itu. Berawal dari rencana main yang entah sudah enggak tahu mau ke mana lagi, muncul ide untuk melakukan piknik di taman.

Awalnya kita mau ke Kebun Raya Bogor karena sebelumnya kita sudah pernah jalan-jalan ke sana. Tahu, kan, Kebun Raya Bogor? Pas banget untuk piknik ala-ala. Sayangnya, salah satu teman gue enggak bisa ikut dan kita kekurangan mobil. Sebenarnya bisa, sih, naik KRL, tetapi sebagian besar teman gue enggak mau.

Setelah scroll sana-sini dan berunding panjang, akhirnya kita piknik di Taman Tabebuya yang berada di Jakarta Selatan. Fyi, kita tinggal di daerah Jakarta Barat dan Tangerang. Sebuah usaha besar untuk piknik ala-ala ini.

Oh, iya, gue selalu suka untuk terlibat dalam merencanakan sesuatu apalagi berpergian seperti waktu liburan ke Bandung. Sayangnya, dua hari sebelum pergi tubuh gue enggak bertenaga. Jadi, gue tim ikut ke mana pun hasil diskusinya. Selain itu, kita semua juga kebagian tugas untuk membawa makanan atau barang-barang lucu yang akan menambah estetika piknik nanti. Gue pun kebagian untuk menggoreng Pempek Arjei milik Reyfanny Jullianty.

Gue, Cici, Bunda, dan Reyfanny satu mobil dengan Vinka. Sedangkan Levi dan Ghisanda naik taksi online. One of the good things about my friendship is that general expenses are divided equally. Salah satu hal yang patut disyukuri dalam hidup. Biar semua sama-sama enak. Ini bisa jadi tips untuk kalian kalau mau berpergian bareng teman-teman. Ditotal aja semua lalu bagi rata.

Setelah keluar-masuk beberapa pintu tol dan menyanyikan lagu mulai dari Day6, BTS, ITZY, hingga Jessi, akhirnya kita sampai di Taman Tabebuya. Apa, sih, yang spesial dari Taman Tabebuya? Enggak ada. Hanya taman biasa seperti yang ada di setiap kecamatan atau kelurahan. Bedanya, daerah Jagakarsa entah kenapa masih asri dan adem banget.

Masuk ke Taman Tabebuya itu gratis, enggak dipungut biaya sepeser pun. Sebelum masuk tentu suhu tubuh kita harus dicek dan cuci tangan terlebih dahulu. Dari luar, Taman Tabebuya itu tampak kecil, tetapi ketika sudah masuk, cukup besar dan banyak orang datang ke taman ini untuk olahraga pagi. Iya, kita semua menyaksikan orang-orang pada lari pagi karena kita sudah tiba sekitar pukul 08.00 WIB.

Gue masih heran kenapa bisa kita semua berangkat sepagi itu.

I really want to say kalau Taman Tabebuya itu minim sampah alias bersih terawat, guys. Kita menggelar kain yang-sebenarnya-adalah-taplak-meja di rerumputan hijau enggak jauh dari pintu masuk. Setelah masalah tata letak kain agar estetik selesai, saatnya menata makanan agar terlihat indah di foto.

Okay, everything's fine, all set. Camera, roll, and action!

"Makan dulu atau foto-foto dulu?"
"Foto-foto dulu aja,"
"Sebentar, deh, ini kenapa mereka ke sini?"
"Bun, tolong, dong, Bun!"
"Hush! Hush! Hush! Sana, pergi!"
"Eh, dia ke sini. Aduh, woy, gue takut!"
"Bun, itu kamu doang yang berani, Bun!"
"Siram pakai air!"
"Siram! Siram! Siram!"
"Ah, dia bersin, dong!"
"AAAAA!!!"

Begitulah kira-kira percakapan kita semua satu menit setelah menata semua makanan. Entah apa yang mengundang makhluk yang menurut banyak orang ini lucu ke arah kita. Sampai akhirnya kita sadar bahwa salah satu bahan membuat pempek adalah ikan. Indera penciuman hewan itu tajam memang ada benarnya. Enggak hanya satu, tetapi tiga kucing sekaligus mengganggu ketenangan dan kesenangan kita saat itu.

Masalahnya, segala cara kita lakukan agar makhluk berkaki empat itu pergi, tetapi mereka malah semakin mendekat. Alhasil, cara paling ampuh untuk membuat mereka pergi adalah menghabiskan semua pempek agar enggak ada lagi bau amis.

Sialnya, ketika pempek itu sudah habis bahkan dibawa ke mobil Vinka, tiga makhluk lucu itu tetap berada di sekitar kita. Jadi, kesimpulan piknik ala-ala kita minggu lalu adalah mengusir kucing.

Enggak, deh. Tentu kita tetap foto-foto lucu nan menggemaskan. Sebenarnya enggak ada konsep spesifik untuk baju, tetapi baju yang kita pakai banyak yang senada. Gue satu frame dengan Bunda karena kita menggunakan baju bermotif, lalu Vinka dan Reyfanny dengan baju kuning-oranye, terakhir Levi, Ghisanda, dan Cici dengan baju pink-putihnya.

Bonus foto aku dengan Bunda. 😝

Taurus x Scorpio. 😉

Enggak cuma olahraga, ada sekelompok perempuan yang sedang meng-cover dance dari GFriend dan beberapa orang yang bersantai di taman ini. Namun, entah kenapa orang-orang ini satu per satu membereskan barangnya dan bergegas untuk keluar taman. Ternyata, selama pandemi Taman Tabebuya ada sistem buka-tutup. Kalau pagi, di buka dari jam 07.00-10.00 dan lanjut 14.00-17.00 WIB.

Gue enggak jadi mengeluh berangkat sepagi itu. Kalau aja kita berangkat lebih siang lagi, pasti waktunya enggak enak banget. Di menit terakhir pun kita jadi buru-buru fotonya. Eh, ini salah kucing juga! Mereka menyita 87% waktu kita untuk mengusir mereka.

Apakah kita kembali ke rumah begitu saja? Oh, enggak semudah itu, kawan. Masa jam 10 pagi balik ke rumah? Malu, dong, sama Mama Lisa yang sudah mengoceh karena harus masak pempek pagi-pagi. Rapat dadakan pun terjadi. Akhirnya, kita memutuskan untuk pergi ke Happiness yang enggak jauh dari Taman Tabebuya. Bukan enggak jauh lagi, bahkan kelihatan dari taman ini.

Cuma, jalan hidup memang enggak selalu mulus, kawan. Semesta kadang suka bercanda dengan kita. ((SEMESTA)). Ibaratnya jalan, pasti ada aja lubang atau kerikil yang bikin kita oleng ke kanan dan kiri. Kecerdasan kita di sini adalah memesan taksi online dan belok ke kiri ketika posisi itu kafe ada di sebelah kanan. What a stupid wonderful time.

Setelah pesan minuman, kita duduk untuk bersantai sejenak setelah memikirkan betapa bodohnya kita. Jangan heran kenapa kita enggak pesan makanan karena kimbab Vinka masih sisa banyak. Ah, senangnya alias hemat, cuy!

Tentu enggak akan lupa dan terlewatkan sesi foto-foto bagian dua di kafe.



Entah kenapa waktu berjalan begitu lambat hari itu. Setelah foto ke sana-sini pun waktu masih menunjukkan pukul setengah dua siang. Hal ekstrim yang sebenarnya ingin dilakukan salah satu teman gue adalah mencari hotel untuk kita sambangi beberapa jam untuk bersantai.

Setelah rapat dadakan (lagi) akhirnya kita memutuskan untuk main ke kosan Levi yang berada di Meruya. Sayangnya, perjalanan kali ini kita lalui tanpa Ghisanda karena dia mau pacaran. Bye, Ghis. Berakhir pula perjalanan kita di daerah Jakarta Selatan ini dengan Levi naik taksi online sendiri dan sisanya di mobil Vinka.

Setelah sampai, tentu gue tidak lupa membeli es di depan gerbang kosan Levi terlebih dahulu. Kali ini gue jajan bersama Bunda. Kalau gue itu Levi, gue akan membeli es di sana setiap hari. Sepertinya gue hidup untuk minum es coklat dan kopi, deh.

Konser di mobil selama 40 menit membuat perut kita semua minta dimasukkan makanan. Pesan bakmi di GoFood adalah jalan ninja kita. Ya, seperti biasa, sambil menunggu bakmi, ini adalah waktunya kirim foto setelah banyak berpose di taman dan kafe. Bakmi selesai dimakan, cerita berurai air mata pun dimulai.

I will end this story here. But I want to express my feelings about everything that happened that day. It was a beautiful and memorable day.

Ternyata seru, ya, mencoba hal baru seperti piknik ala-ala begini. Setelah bertahun-tahun menghabiskan waktu kalau enggak di mal, ya, kafe. Kenal manusia-manusia ini sejak SMA. Tentu, perjalanan pertemanan ini enggak semulus itu. Banyak banget drama yang kita lalui yang kalau diingat suka bikin ketawa sendiri. Pasti akan ada banyak hal yang menanti juga di depan sana yang entah apa. Gue enggak suka janji dan kata selamanya, sih, tetapi kalau gue boleh pinta, let's always try to stick together, okay?

Teman gue di kampus pernah mengenalkan konsep kalau keluarga itu enggak harus selalu sedarah. It sounds cheesy, but now I know and feel the concept.

I am grateful they trusted me to be someone they could count on. Sometimes I am surprised, how strong they are. If I were them, I don't know what to do. Hey, thanks for not giving up, and please don't. There are many places we promised to visit together. There are many concerts we want to watch together.

Life is not always beautiful, but there are many beautiful things that we can find. Let's find it together!

Yours,
Felly E. Putri



Minggu, 30 Agustus 2020

Rasa Tidak Enakan yang Membawa Huru-Hara

Kalian pernah, enggak, memikirkan sesuatu ketika lagi beres-beres rumah atau apapun itu, deh? Ketika gue lagi cuci piring, gue memikirkan hal kecil yang ternyata sering banget gue temui di kehidupan sehari-hari yang bisa berdampak besar kalau dibiarkan begitu aja.

Beberapa waktu lalu, gue lagi beli es di tempat langganan. Ada dua orang lelaki yang sudah lebih dulu datang di sana. Ketika mereka ingin membayar, keduanya sama-sama mengeluarkan uang dan terjadi percakapan ini:

"Udah, ini gue aja. Gapapa,"
"Eh, mbak, ini uang saya aja,"
"Enggak, udah simpen. Gue aja,"

Si mbak ini juga jadi bingung harus mengambil uang yang mana karena keduanya mengatakan hal yang sama. Akhirnya, si mbak mengambil yang nominalnya paling besar.

Gue tersenyum ketika melihat kejadian ini. Menurut gue lucu aja dan hal seperti ini sering banget terjadi dalam hidup. Bagaimana orang merasa tidak enak antara satu sama lain dan terkadang membuat riuh suasana.

Kenapa gue bilang kejadian tidak enakan ini bisa berdampak besar kalau dibiarkan begitu aja? Teman gue berantem sama tantenya perkara enggak ditawari makanan. Mungkin kalian akan setuju dengan si tante, tetapi gue satu kepala dengan teman gue.

"Sumpah, dia ngomong ke sebelah rumah. Katanya gue pelit, enggak pernah nawarin makan,"
"Emang awalnya gimana?"
"Ya, gue pulang bawa donat. Gue masukkin ke kulkas, dong. Ya, gue, sih, mikirnya kalau mau makan, ya, makan aja. Enggak perlu gue tawarin lagi. Toh, dia juga tau pas gue bawa ke rumah. Tante gue maunya ditawarin dulu,"

Ah, oke. Perbedaan prinsip hidup yang membawa huru-hara dalam kehidupan tante dan keponakan. Anyway, kalian tim yang mana?

Surprisingly, gue menemukan hal ini di rumah. I really want to laugh that hard! Jadi, kakek gue itu suka banget sama makanan. Apa aja dimakan. Ya, mungkin ini cikal bakal gen suka makan di dalam diri gue.

Waktu itu gue lagi makan pempek yang sudah gue goreng banyak. Dalam hati gue berpikir, "Kok enggak minta, sih? Cuma nengok-nengok aja?", padahal kakek gue sudah bertanya sebelumnya gue masak apa. Akhirnya gue inisiatif untuk mengatakan "Nih, mau pempek, gak?" dan kakek gue langsung beranjak dari kursi dan menghampiri gue untuk minta.

Wow, gue langsung berpikir, bagaimana kalau kakek gue juga berpikiran gue pelit karena enggak mau bagi-bagi makanan? Ketika di kepala gue adalah gue enggak masalah kalau orang lain minta makanan gue bahkan ketika gue tidak menawarkannya.

Halo komunikasi, sepertinya kita punya masalah di sini.

Mungkin, kalian juga familiar dengan kejadian ini:

"Eh, udah, enggak usah diganti. Ini gue aja yang bayar. Gapapa,"
"Eh, seriusan? Jangan, deh. Nih, duit gue,"
"Seriusan, gapapa. Udah,"
"Eh, dalam rangka apa, nih? Beneran gapapa?"
"Iya, udah. Beneran, gapapa. Gak usah diganti,"

Kalau itu terjadi di gue, percakapannya hanya sampai pada baris ke dua dan gue akan mengganti kalimatnya dengan "Eh, seriusan? Makasih banyak, nih. Kapan-kapan gantian, ya."

Menurut gue pribadi, orang itu akan melakukan sesuatu dengan sadar. Jadi, kalau seseorang ingin melakukan hal tersebut, ya, sudah. Karena di kepala gue, gue bisa menggantinya dengan melakukan hal yang sama di lain waktu. Jadi, enggak perlu ada perdebatan panjang.

Tentu, ini hanya akan terjadi dengan manusia-manusia sedikit basa-basi seperti gue. Kalau tidak enakan x tidak enakan, percakapannya akan terjadi seperti yang gue tulis di atas.

It will hurt you but I also want to say this, "Bahkan lo enggak wajib untuk melakukan hal yang sama.". Namun, ini akan kembali lagi ke hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam hidupnya. Kalau enggak ada timbal balik atau saling menguntungkan dalam hidup, ya, buat apa dipertahankan?

Oke, kembali lagi. Menurut gue, manusia memang kompleks aja, sih. Apa yang menurut gue biasa aja, belum tentu buat orang lain. Begitu pun sebaliknya. Rasa tidak enakan ini juga enggak hanya terjadi pada perkara kecil seperti kejadian di atas. Banyak hal-hal serius yang terjadi dalam hidup bermula dari perasaan ini. Memang perlu komunikasi dan pengertian yang lebih jelas antara satu sama lain. Sisanya, ya, terus berusaha biar bisa saling mengerti dengan baik.

Ya, tetapi di sanalah tantangan dan masalahnya hadir. Manusia punya ego dan prinsip masing-masing. Mencapai suatu mufakat di antara dua orang atau lebih itu yang sulit. Ya, sudah. Selamat terus berusaha dan mencoba, wahai manusia.