Terlintaslah suatu kota yang enggak pernah terbayang akan menjadi salah satu tempat penuh dengan kenangan.
Kalau gue bisa pergi sekarang, gue akan memilih ke Malang. Alasan paling cepat, sih, gue pengin wisuda. Namun, gue akan coba jelaskan kenapa gue memilih pergi ke kota perantauan ini.
Gue akan pilih ke Malang dengan tujuan menuntaskan tugas sebagai perantau. Bukan hal wajib, tetapi seperti belum afdol saja rasanya.
Hal yang ingin gue lakukan pertama kali adalah main ke Paralayang. Iya, gue belum pernah ke sana dari pertama kali menginjakkan kaki hingga mengucapkan selamat tinggal di akhir Desember tahun lalu.
Gue juga pengin main ke Museum Angkut. Ini juga belum pernah. Astaga, perantau macam apa gue, nih?! Gue pengin ke Sendiki dan berangkat dari pagi.
Pengin lihat pantai yang menurut orang-orang itu bagus. Sebenarnya gue pernah ke Sendiki, hanya saja kemalaman. Gue enggak bisa lihat apapun selain ribuan bintang di gelap malam.
Gue, gue ingin menikmati setiap momen di Malang dengan baik. Gue mau meninggalkan kota itu dengan perasaan lega. Terakhir gue sadar, sih, gue sedikit mengumpat kenapa gue harus merantau jauh.
Padahal kalau gue pikir lagi, banyak banget hal seru dan kenangan manis di sana yang mungkin enggak akan gue temui di Jakarta. Ya, gue pilih ke Malang untuk menuntaskan yang mengganjal di hati.